Profile
Setelah Mimpi Sejuta Dolar, Ini yang Jadi Mimpi Lain Merry Riana

28 Jun 2016


Foto: Vien

Nama Merry Riana (36) dikenal luas saat  ia berhasil menjadi miliuner di usia yang masih sangat muda. Di usia 26 tahun, atas usahanya sendiri, ia berhasil mencapai penghasilan total sebanyak 1 juta dolar Singapura, atau sekitar Rp7 miliar dengan nilai tukar rupiah saat itu. Kini, Merry mempunyai mimpi lain. Bukan lagi jutaan dolar yang ingin ia raih, tapi membagi mimpinya dengan banyak orang.
 
Mimpi Baru
Tepat saat usianya mencapai angka 30, wanita yang baru saja mendapatkan penghargaan Best Creative and Innovative Person of The Year dari Indonesian Choice Awards 2016 ini memiliki mimpi baru, yaitu ingin menciptakan dampak positif dalam kehidupan satu juta orang, khususnya di Indonesia. Mimpi itu tidak datang dengan tiba-tiba.

“Dulu, saat   tinggal sendiri di Singapura, saya harus membiayai hidup saya sendiri. Berjuang untuk bisa makan, juga membayar biaya kuliah. Saya bermimpi jadi orang sukses, ingin membayar utang-utang pendidikan saya. Ternyata, mimpi itu menjadi kenyataan. Mimpi itu yang membuat saya memiliki harapan, untuk berjuang dan akhirnya berhasil,” ungkap wanita yang kisah hidupnya diceritakan dalam buku dan film berjudul Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar ini.

Setelah mimpinya menjadi nyata, Merry merasa semangatnya sedikit menghilang. “Saya merasa lebih bersemangat menjalani hidup saat sedang berjuang meraih mimpi dibanding ketika saya sudah memiliki kebebasan finansial. Saat itulah saya sadar bahwa saya harus memiliki mimpi baru yang bisa memberikan saya tujuan hidup yang baru. Saya harus memiliki mimpi lain untuk saya fokuskan,” ujarnya.

Merry pun mulai menghabiskan sekitar dua sampai tiga tahun untuk mencari mimpi barunya. Dan, saat usianya menginjak 30 tahun, Merry akhirnya memiliki target baru: ia ingin membagikan dampak positif pada orang banyak. “Saya sadar, kesuksesan seseorang bukan dinilai dari berapa banyak uang, mobil, atau rumahnya, tapi seberapa besar dampak positif yang sudah diberikannya kepada orang sekitar. Menurut saya, sukses itu bisa membuat orang lain juga sukses,” ungkapnya.
 
Keluarga, Prioritas Utama
Dengan goal baru, tentu saja ia  makin sibuk. Ia pun mendirikan Merry Riana Learning Centre, sebuah tempat pengembangan diri untuk anak-anak dan remaja usia 7 sampai 19 tahun. Di tempat tersebut ada kelas public speaking yang membuat muridnya belajar percaya diri saat tampil di depan umum, juga kelas lain sebagai bekal memupuk rasa percaya diri.  

Selain sibuk menjadi pendiri sekaligus guru di Merry Riana Learning Centre yang kini memiliki dua cabang, di Puri Indah, Jakarta Barat, dan Bumi Serpong Damai, Tangerang, Merry juga sibuk menjadi pembicara dalam berbagai seminar, acara radio, juga acara televisi. “Sekarang saya disebut motivator, inspirator, author, juga entrepreneur. Tetapi, semua kesibukan saya, benang merahnya tetap sama, yaitu ingin menciptakan dan membagikan hal-hal positif kepada banyak orang. Bagaimana caranya? Ya, lewat berbagai kegiatan saya itu,” ucapnya, diiringi senyum.

Sibuk sudah pasti mengiringi keseharian Merry. Namun, motivator di program Merry Riana I’m Possible di Metro TV ini selalu memprioritaskan keluarga di atas segala kesibukannya. “Saya tidak pernah melihat kesibukan saya dalam harian, tapi dalam mingguan. Mungkin hari ini saya sibuk, tapi besok saya bisa meluangkan waktu saya bersama keluarga. Atau, lusa, waktu saya dengan keluarga bisa lebih banyak lagi. Semua hal bisa dilakukan, asalkan kita punya prioritas,” tutur ibu dua anak ini.

Merry selalu berusaha agar ia bisa pulang ke rumah sebelum pukul 19.00 WIB. Tujuannya, agar ia memiliki quality time bersama keluarga. “Kadang-kadang saya mengadakan family night. Di malam itu, saya, suami, dan anak-anak berkumpul tanpa gadget sama sekali,” katanya. Mereka sekeluarga bisa hanya dengan membaca buku, bermain monopoli, atau memasak, mulai dari menggoreng kentang, sosis, hingga membuat omelette.

“Kadang-kadang kami juga membuat video lucu-lucuan, bergiliran siapa yang menjadi sutradara, siapa yang menjadi pemain. Saya memang sibuk, tapi bukan berarti tidak punya waktu untuk keluarga,” papar penyuka masakan pedas ini.

Dengan pembagian waktu demikian, kedua anak Merry yang berusia 7 dan 4 tahun itu tidak pernah protes dengan kesibukannya. “Mereka tahu bahwa saya sering meluangkan waktu untuk mereka. Saya dan suami juga berpikir bahwa anak-anak adalah tanggung jawab kami bersama. Jadi, saat saya sedang sibuk, suami yang akan menemani anak-anak di rumah. Begitu juga sebaliknya,” tutur istri Alva Tjenderasa ini.

Merry juga suka melibatkan anak-anak dalam aktivitasnya. Si sulung, Alvernia Mary Liu, adalah salah satu murid di kelas public speaking di Merry Riana Learning Center. “Dengan begitu,  ia tahu aktivitas mamanya. ‘Oh, mama aku itu guru.’ Dia jadi terbiasa dan senang melihat mamanya di tempat kerja, dan akhirnya mendukung kesibukan mamanya.”

Harus membagi waktu antara banyaknya aktivitas membuat banyak orang bertanya, apa, sih, yang membuat Merry tetap semangat menjalani semua aktivitasnya? “Saya selalu berdoa dan bersyukur. Tiap bangun pagi, yang saya lakukan adalah bersyukur. Jadi, salah, tuh, lagu anak-anak yang menyebutkan bahwa ‘bangun tidur ku terus mandi’. Karena, saat bangun tidur, yang harus kita lakukan pertama kali adalah bersyukur atas apa yang kita dapatkan. Setelah itu, barulah kita menjalani hari dengan positif. Mendengarkan lagu upbeat yang fun adalah salah satu cara untuk selalu positif,” kata penggemar lagu It’s My Life dari Bon Jovi ini. (f)

Asri Mirza (Kontributor - Bogor)
 


Topic

#wanitahebat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?