Profile
Jansen Ongko, Mengedukasi Masyarakat Indonesia Mengenai Gaya Hidup Sehat

12 Mar 2017


Foto: Shinta Meliza

Diabetes bisa menjadi masalah siapa saja, terutama bagi mereka yang tidak menjalankan pola makan sehat dan kurang berolahraga. Survei yang dilakukan oleh portal kesehatan 1Health.id pada tahun 2015 menyebutkan, sekitar 9 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes. Bahayanya, 50% di antaranya tidak menyadari kondisi kesehatannya. Dan, 25% dari mereka terjangkit diabetes karena kurangnya aktivitas fisik dan menjalankan diet tidak sehat. Pengalaman sang ayah yang menderita diabetes pula yang akhirnya mendorong Jansen Ongko, M.Sc, R.D. (35)  mendalami ilmu gizi di Amerika Serikat. Kembali ke Indonesia, ia menyebar virus hidup sehat lewat pola makan dan olahraga. 

Memulai dari Bawah
Jansen kecil hidup dalam keluarga yang serba berkecukupan di Kalimantan. Keluarga besarnya tergolong pengusaha sukses. Tak mengherankan, sejak kecil  ia sudah akrab dengan konsep berdagang. “Saat SD, saya sering membawa barang dagangan, seperti alat tulis dari toko milik ayah saya dan menjualnya kepada teman-teman di sekolah. Dari situ saya banyak belajar soal manajemen dan pencatatan keuangan,” kenangnya, membuka percakapan dengan femina di pusat kebugaran miliknya Fitness Embassy.

Menginjak SMP, Jansen pindah ke Surabaya, di mana ia harus belajar mandiri. Sambil bersekolah, ia merajut cita-citanya untuk menjadi pengusaha seperti sang ayah. Namun, mimpi tersebut buyar ketika tahun 2000, saat ia masih di SMA, ayahnya, Hingki O.S., meninggal akibat penyakit diabetes. “Jujur, pengalaman tersebut menjadi turning point hidup saya. Saya penasaran, mengapa Ayah bisa menderita diabetes, sampai meninggal dunia,” kenangnya. 

Menutupi kesedihannya ditinggal sang ayah, Jansen mulai tertarik untuk mempelajari seluk-beluk gizi. Ketertarikan tersebut terus berlanjut hingga ia mengambil kuliah di jurusan Nutrition, Dietetics, and Food Science di California State University dan melanjutkan studi Master of Science in Kinesiology di kampus yang sama. 

Untuk pilihannya ini, keluarga besarnya tak mendukung, karena ada anggapan jurusan yang ia ambil tidak populer dan tidak memiliki masa depan yang jelas. “Selama kuliah, saya mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran cepat saji,” kata Jansen. 

Selama mendalami ilmu gizi di Amerika Serikat, perlahan-lahan Jansen  mulai menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya, menjaga kondisi tubuh dengan rutin berolahraga, makan makanan sehat, dan istirahat yang cukup. Pola sehat yang lama-kelamaan menjadi sebuah kebiasaan.

Tahun 2009, setelah mendapat gelar Registered Dietitian (RD), Jansen memilih untuk kembali ke Indonesia. Satu niatnya saat itu adalah mengaplikasikan ilmunya sebagai ahli gizi. Namun, banyak kendala yang ia temui di awal kariernya, karena faktanya di Indonesia tak banyak orang yang paham tentang profesi nutrisionis (ahli gizi).

“Rata-rata orang di Indonesia sudah merasa cukup dengan membaca atau mencari informasi lewat internet. Jadi, memang sulit untuk mendapatkan orang yang percaya pada ahli gizi,” ungkap pria kelahiran 14 Januari 1982 ini. Dengan bermodal kartu nama, Jansen ‘menjual’ kapasitasnya sebagai ahli gizi lewat teman dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Berjalan selama beberapa bulan, ia tak melihat hasil yang cukup menggembirakan. Ia pun mulai memutar otak dan akhirnya memutuskan untuk membuat situs www.ask-jansen.com. “Ketika membuat situs ini saya meminta bantuan seorang teman. Bayarannya pun dicicil,” katanya. 

Di situs ini, Jansen membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berkonsultasi secara online. Finalis BOC  Menshealth Indonesia 2012 ini juga aktif menulis untuk berbagai artikel kesehatan. Seiring jalan, ia juga menambah pengetahuannya dengan mengikuti berbagai jenis pelatihan terkait gizi, olahraga, dan kesehatan.

Menjadi ahli gizi tanpa menyandang gelar dokter, tak jarang Jansen mendapat cibiran dari orang lain yang mempertanyakan kredibilitasnya. “Saat ada yang bertanya langsung lewat media sosial, saya jelaskan bahwa belajar tentang gizi bisa dari mana saja, dan studi serta pelatihan yang saya lakukan bisa diuji kredibilitasnya,” tegas penyuka kopi ini. 

Butuh waktu dua tahun untuk Jansen mendapat kepercayaan dari masyarakat bahwa ilmu kesehatan dan olahraga yang ia pelajari selama 6 tahun di Amerika Serikat, bisa dipercaya. Tahun 2012, setelah aktif berbicara tentang gaya hidup sehat di Menshealth Indonesia, Jansen mulai dilirik oleh media. Namanya pun perlahan dikenal publik dan menjadi pembicara di beberapa acara kesehatan.

(Klik halaman di bawah untuk melanjutkan membaca)
 


Topic

#priahebat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?