Profile
Gemala Hanafiah, Sang Penakluk Ombak

17 Nov 2016


Foto: Dok. Pribadi

Gemala Hanafiah (36) rela terjungkal berkali-kali dan pasrah saat ombak besar menelan dan menyeretnya. Namun, pengalaman ini tidak membuatnya kapok untuk bermain-main di balik gulungan ombak dan melaju di atasnya dengan papan selancar. Tiap momen mengantarnya lebih dekat dengan keindahan alam dan kekuatannya yang mendebarkan. Tidak hanya dikenal sebagai ratu surfing Indonesia di jajaran kompetisi dunia, ia juga menjadi duta yang membawa keindahan tanah air ke mata internasional. 

Berinteraksi dengan alam selalu menjadi kegiatan favorit Al sejak kecil. Tak mengherankan, saat pertama kali bergaul dengan ombak, ia langsung jatuh hati. Meski harus berusaha keras menguasai gerakan dasar tengkurap di papan dan mengayuh (paddling), Al tetap gigih menyelaraskan diri dengan kekuatan alam. Hingga suatu hari ombak pula yang mengganjarnya dengan berbagai pengakuan di kompetisi selancar, baik dalam maupun luar negeri.

Terhitung dari tahun 2010 – 2014, ia pernah dinobatkan sebagai pemenang pertama di Occy’s Grom Competition Billabong 2010, Cherating Malaysia. Pada tahun yang sama ia juga menduduki peringkat ketiga untuk Indonesia Surfing Competition (ISC) Quicksilver Pro, di Keramas, Bali. Ia duduk di posisi 3 untuk Asian Surfing Competition Quiksilver (ASC) Pro Thailand 2011, dan menyabet peringkat 4 ASC Ripcurl Surf and Music Festival Halfway, Bali. Pada tahun 2014, wanita kelahiran Balikpapan ini unggul di urutan kedua untuk Cimaja Happy Weekend Surf Competition.

Mengejar ombak hingga ke Malaysia dan Thailand diakui Al hanya sebatas mengikuti perlombaan. Menurutnya, kedua negara tersebut hanya memiliki ombak yang bagus saat musim badai akhir tahun. Itu pun berlangsung hanya empat bulan saja. Sementara, Indonesia memiliki ombak sempurna sepanjang tahun dan memiliki reputasi mendunia.

“Bukan ingin membandingkan, tapi kehebatan ombak laut Indonesia inilah yang menarik surfer dari mancanegara untuk berdatangan,” ungkap Al, bangga. Suhu air yang hangat, para surfer lokal yang bersahabat, serta harga akomodasi yang terjangkau menjadi bonus lain yang membuat surfer mancanegara makin betah di Indonesia.

Tak ingin kalah dengan pendatang asing yang mengincar ombak Indonesia, Al berusaha mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Terbukti dari banyaknya pantai yang pernah didatanginya untuk berselancar. Mulai dari Pantai Lhoknga di Aceh, turun ke Pantai Sorake dan Lagundri di Nias, kemudian Pulau Pagai Utara dan Sipora di Mentawai, serta Pantai Pasir Putih di Padang.

Di Pulau Jawa, ia bermain ombak di Pulau Penaitan, Pantai Cikembang, Pantai Loji, serta Pacitan, sedangkan di Pulau Dewata,  dengan Green Bowl, Balian, Canggu, dan Medewi. Bahkan Serangan pun masuk dalam daftar targetnya mengejar ombak. Tak ketinggalan Selong Belanak di Lombok hingga Lakey Peak di Sumbawa.

Dari lebih 30 pantai yang pernah ditaklukkan ombaknya, Pantai Nembrala di Pulau Rote menjadi spot favoritnya. Selain suasananya masih sepi dan alami, ketinggian ombaknya sangat ideal, dan pasirnya  putih bersih. Uniknya, tidak banyak orang Indonesia yang tahu tentang keberadaan pantai yang satu ini. Selain dirinya, kebanyakan yang datang  adalah turis asing.

“Saya takjub melihat mereka datang dengan tujuan langsung menuju Pulau Rote tanpa menghabiskan waktu terlebih dahulu di bagian lain Indonesia. Bahkan, mereka melewatkan Bali,” tambahnya, tertawa.

Seperti ombak yang selalu memberinya kejutan, wanita yang mengaku introver ini bersyukur bahwa ombak pula yang membawanya menjadi seorang traveler dan blogger. Ia banyak membahas tentang laut, surfing, dan diving hingga melahirkan buku berjudul Ocean Melody. “Isinya tentang suka duka wanita peselancar dalam mencari ombak di Indonesia,” ungkapnya.

Hobi menulis dan kesempatan traveling ternyata juga mempertemukan Al dengan professional underwater photographer dan videographer, Muljadi Pinneng Sulungbudi. Keduanya berkolaborasi membuat webseries, Wet Traveler, yang berkembang menjadi vlog dan tourism consultant. Selain tayang di YouTube channel, kerja kolaborasinya ini juga bisa disaksikan di layar Garuda Indonesia inflight entertainment.

Tak hanya mengekspos keindahan pantai, alam bawah laut, dan ombak-ombak ideal bagi para surfer, Al dan rekannya juga menawarkan konsep promosi berikut potensi-potensi wisata yang dimiliki. Kesibukannya ini mendapat banyak tanggapan positif, di antaranya  beberapa merek ternama, seperti produsen beach wear ROXY, FCS surf gear, dan SONY action camera. Sementara, untuk laman blog Wet Traveler miliknya, sempat disponsori oleh Simpati, Wonderful Indonesia, dan Sony Alpha 7.

Bentuk perhatian dan apresiasi ini makin membuatnya serius mempromosikan keindahan Indonesia. Ia rajin mengunggah petualangannya berselancar dan traveling di akun media sosial miliknya. Kepada para pengikutnya, wanita yang mengincar ombak di Raja Ampat Utara sebagai destinasi berikutnya ini berharap makin banyak masyarakat yang mengenal potensi ombak di negara sendiri.

“Mengenal berarti menyayangi. Saat kita sadar dengan potensi alam yang ada, diharapkan ada usaha untuk menjaga dan memanfaatkannya dengan baik untuk mendatangkan devisa,” ungkap Al, yang ingin terus berselancar sampai akhir menutup mata. (f)

Baca Juga:


Topic

#wanitahebat

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?