Profile
Cara Petenis Dunia Nomor 1 Rafael Nadal Menikmati Kegagalan

26 Aug 2018


Foto: Shutterstock

Menang dan kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal yang umum. Tetapi, bagaimana seseorang menyikapinya, menjadi hal yang spesial. Dalam hal ini, Rafa punya filosofinya sendiri. Baginya, tenis adalah jenis pertandingan olah raga yang menggelar banyak turnamen setiap minggunya. Menang atau kalah, ia harus siap.

“Saya tidak bisa merayakan kemenangan secara berlebihan, atau terlalu lama terpuruk ketika kalah. Sebab, dalam hitungan hari saya harus bersiap untuk turnamen lain,” ujar Rafa. Benar saja, pada 6 Juli 2009, Federer kembali merebut gelar juara dunia darinya. Tetapi, gelar ini kembali direbutnya kembali di tahun 2010, saat ia berhasil mengalahkan Tomas Berdych, petenis asal Republik Czech di ajang Wimbledon.

Dalam hal mengelola kekalahan, Rafa belajar banyak dari pengalamannya bertanding di ajang Wimbledon 2011 dan Wimbledon 2012.

Rafa harus menyerahkan gelar rangking pertamanya kepada Novac Djokovic, petenis asal Serbia di Wimbledon 2011. Namun, petenis nomor 1 dunia yang tahun ini meraih pendapat 7,738,347.997 dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp113 miliar ini mampu menerima kekalahan ini dengan elegan.
 

“Saya kalah karena saya menghadapi pemain terbaik pada saat itu, yang akan menjadi pemain terbaik dunia keesokan harinya, dan saya menjadi nomor dua,” ungkap Rafa.


Di Wimbledon 2012 ia harus menghadapi kekalahannya dari petenis Czech Lukas Rosol, yang membuat rankingnya di ATP (Association of Tennis Professionals) melorot ke nomor tiga dunia.

“Saya telah memiliki tahun-tahun terbaik saya. Delapan kali menang di Monte Carlo, tujuh kali menang di Barcelona, enam kali di Roma, dan tujuh kali di Roland Garros. Bukan pencapaian yang mengecewakan!” ungkapnya dalam nukilan ekslusif autobiografinya "Rafa".

Pantai dan laut menjadi ‘obat’ terbaik yang selalu berhasil membalut kekecewaannya. Setelah memberikan yang terbaik di atas lapangan, Rafa tahu bagaimana cara bersenang-senang. Merebahkan diri sambil mengudap buah pisang kegemarannya di atas yacht mewah yang berlayar di Ibiza, Spanyol. Ketika mulai bosan, ia akan berenang di laut, bermain jet ski, dan memancing bersama sahabat-sahabatnya.

Saking cintanya dengan Ibiza,  membangun sebuah rumah peristirahatan megah di salah satu lokasi terbaik di pulau itu. Vila ramah lingkungan yang memanen energi dari sinar matahari itu dibangun dengan biaya 6,5 juta Pondsterling atau sekitar 95 milyar rupiah. (f)

Baca juga:
Perjalanan Petenis Nomor 1 Dunia Rafael Nadal Mengasah Mental Juara

 


Topic

#profil, #mentaljuara, #atlet

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?