Money
6 Trik Hidup Tenang Bebas Utang

16 May 2016


Foto: Fotosearch

Kalau mau jujur, nih, hampir setiap orang pernah berutang. Ada orang disiplin membayar utangnya, tapi nggak sedikit yang malah terjerat utang. Bersama Alemantis (Titis), CFP®, Independent Financial Planner dari PT QM Financial, kita belajar lagi, yuk, enam cara menghapus timbunan utang. Biar hidup tenang, lebih baik menimbun telur emas, kan?
 
Keinginan vs Kebutuhan
Di balik segunung utang, biasanya ada gaya hidup atau konsumerisme yang berlebihan. Titis menambahkan bahwa kebutuhan yang mendesak juga menyebabkan seseorang nekat berutang. Contoh kebutuhan mendesak adalah rumah kebakaran tapi nggak ada asuransi, atau ortu sakit lalu mau nggak mau kita harus mencari pinjaman. Utang tergolong halal selama terbilang utang produktif, seperti membeli gadget untuk pekerjaan. Namun, kita juga harus menyesuaikannya dengan kemampuan—jangan sekadar ikut-ikutan.

FYI, utang muncul karena ada ketidakseimbangan antara penghasilan dan pengeluaran. Seharusnya, utang—termasuk cicilan—tidak lebih dari 30-35% gaji! Cash flow yang ideal, tuh, 10% saving, 30-35% cicilan, dan selebihnya untuk biaya hidup sehari-hari. Kita harus bisa membedakan mana yang cuma keinginan, mana yang memang butuh. Setelah itu baru ukur kemampuan. Sebisa mungkin sih, nggak perlu berutang, deh.
             
Jika telanjur…
…ya, kita harus punya tekad kuat untuk melunasi utang. Memang butuh waktu, tapi bukan berarti nggak mungkin. Titis punya enam trik mudah agar hidup bebas utang, nih.
 
1. Cek cash flow
Usahakan antara penghasilan dan pengeluaran balance. Kalau cicilan lebih lebih besar  atau setara dengan 30-35% gaji, pilihannya: kita harus irit banget dengan cara menekan pos pengeluaran lain, atau malah nggak punya tabungan sama sekali. Misal, dengan gaji Rp 5 juta, ada cicilan mobil Rp 2,8 juta per bulan. Kita bisa memangkas pos hangout hingga bela-belain bawa bekal makan siang dari rumah. Intinya: siap berkorban agar cicilan cepat lunas dan tepat waktu demi menghindari biaya tambahan.

2. Tambah income
Kita juga bisa hidup normal—dalam arti tidak perlu melakukan pengiritan—lewat mencari tambahan penghasilan dengan side job. Namun, akan lebih bijak kalau kita mengerahkan semua tenaga untuk melunasi utang, baru hidup santai setelahnya, hehehe.

3. Minta tolong
Bila tidak mampu membayar cicilan, kita juga bisa mencari pinjaman nol persen (zero interest)—atau yang bunganya lebih rendah dari pinjaman sebelumnya. Biasanya, sih, ada saja, kok, bantuan dari ortu atau sahabat. Ada baiknya membuat surat soal pinjaman bersahabat ini agar kedua belah pihak nyaman. Dengan begitu kita juga sadar akan konsekuensinya dan tidak bisa lari dari tanggung jawab. “Kalau utang kartu kredit, coba nego atau minta pembayaran di-reschedule dengan cicilan nol persen. Jangan lupa, stop belanja pakai kartu!” kata Titis.
 
4. Jual aset
Sulit mendapat side job atau pinjaman? Langkah terakhir adalah menjual aset demi melunasi utang. Percuma, kan, memakai tas branded seharga puluhan juta kalau pada akhirnya kita harus menjualnya kembali….
 
5. Ubah mind set
Agar keuangan sehat, kita harus mulai mengubah mind set dengan cara menetapkan target. Contoh, dalam tiga bulan utang harus lunas. Otomatis kita akan berusaha membayar cicilan secara rutin hingga lunas. Hilangkan juga kebiasaan belanja di luar bujet—apalagi kalau nggak punya uang. Sebagai gantinya, biasakan menabung dulu untuk dibelanjakan nantinya. Sekali lagi, bedakan keinginan dan kebutuhan, ladies!
 
6. Pilih investasi
Jika keuangan sudah sehat, mulailah berpikir untuk melakukan investasi. Lagi-lagi, pilih yang sesuai kemampuan, dong. (f)
 


Topic

#aturgaji

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?