Jika definisi kebaya pada awalnya berupa pakaian tradisional dari bahan sutra, brokat, beledu yang ditutup tanpa menggunakan kancing melainkan dengan bros, serta dipadankan dengan sarung batik, maka kebaya encim memiliki karakteristik yang sedikit berbeda.
Kebaya encim terbuat dari bahan katun / voile dengan potongan yang lebih pendek, kurang lebih sepinggul, dan dikenakan bersama dengan kamisol dan sarung. Pada umumnya, kebaya encim menggunakan detail bordir tanpa payet. Jika dipakai oleh wanita yang belum menikah, maka kebaya ini disebut dengan kebaya nona.
Untuk urusan warna, kebaya encim dan kebaya nona cenderung memiliki warna lebih cerah. Biasanya, faktor umur juga berpengaruh pada warna kebaya dan padanan batik yang dipakai. Kebaya nona yang dikenakan oleh wanita muda yang belum menikah banyak memakai warna pastel, seperti biru muda dan pink. Sementara, wanita yang sudah menikah dan memiliki anak biasanya memakai kebaya encim dengan warna yang lebih matang dan solid, seperti biru, ungu, hijau.
“Sebagai aksesori, kebaya menggunakan pending berwarna emas atau perak yang digunakan di balik kebaya serta 3 susun peniti pada kebaya,” ujar Edward Hutabarat, perancang busana ternama Indonesia serta kurator seni dan budaya.
Jika dipakai oleh para wanita Indo-Eropa, maka kebaya ini disebut dengan kebaya noni. Kalau kebaya encim cenderung berwarna-warni, maka kebaya noni biasanya berwarna putih dengan tambahan aksen renda dan lace pada beberapa bagian.
