Pertambahan jumlah populasi penduduk dunia tidak sebanding dengan pertambahan produksi pangan karena terbatasnya lahan pertanian. Rekayasa genetika adalah salah satu cara pengadaan sumber pangan yang kian hari dirasakan kian sulit tercukupi.
“Rekayasa genetika juga bisa menjadi alternatif solusi dari penggunaan pestisida berlebihan,” urai Nuri. Caranya? DNA tanaman direkayasa sedemikian rupa supaya bisa mempunyai pertahanan diri terhadap hama, tanpa harus disemprot pestisida. Beberapa kasus rekayasa genetika juga dilakukan untuk memperbaiki nutrisi dari bahan makanan tertentu. Misalnya, beras ‘emas’ atau golden rice yang pertama kali dicetuskan sekitar satu dekade lalu oleh para ilmuwan Amerika. Beras berwarna keemasan ini adalah hasil persilangan antara beras Filipina, Taiwan, dan Amerika, yang memiliki suplemen vitamin A.
Terkadang, rekayasa genetika juga dilakukan terhadap bahan-bahan makanan yang sulit tumbuh di daerah yang tidak subur, atau agar hasil panen bisa lebih tahan dan tidak cepat busuk selama transportasi atau hingga sampai ke tangan konsumen.(f)