Food Trend
Pewarna Alami

4 Jul 2014

HIJAU SEGAR
Kombinasi antara daun pandan dan daun suji paling sering digunakan untuk warna hijau pada makanan. Sekilas, keduanya terlihat serupa tapi tak sama. Daun suji akan memberikan efek hijau lebih kuat dibanding daun pandan. Namun, daun pandan memiliki keunggulan karena menghasilkan aroma yang wangi. Keduanya bisa dipadu untuk mendapatkan warna hijau dan aroma harum sekaligus.
   
Cara paling mudah memperoleh pewarna pandan-suji yaitu dengan menumbuk halus daun suji atau pandan yang telah diiris tipis. Bisa pula memprosesnya di dalam blender. Peras dan saring untuk hasil maksimal. Jika ingin tahan lama, tambahkan saja air kapur sirih.
   
Makanan yang sering diberi pewarna hijau dari daun pandan atau suji antara lain dadar gulung, bolu kukus, kue talam, kue lapis. Bisa juga dicampurkan ke dalam frosting aroma pandan untuk cupcake gaya Indonesia. Bahkan jika Anda sering membuat sirop sendiri di rumah, tambahkan saja pewarna alami dari daun pandan atau daun suji.
   
Selain daun pandan dan suji yang sangat populer, Anda juga bisa membuat pewarna makanan hijau dari bayam. Cukup dengan menghaluskan 75-100 gram daun bayam segar dengan sedikit air memakai blender. Peras dan saring ampasnya. Gunakan sari bayam sebagai pewarna makanan.
   
Pewarna hijau dari bayam bisa dipakai untuk memberi warna pada adonan mi atau pasta. Hasilnya mungkin hijau agak pucat. Tapi, di tengah tren makan sehat, warna yang tidak mencolok justru adalah nilai unggul.


KUNING MENCOLOK

Warna kuning terang sangat mudah diperoleh dari kunyit. Aneka masakan, mulai kari ayam, tahu kuning khas Kediri, hingga nasi kuning tak luput dari peranan kunyit. Warna kuning kunyit berasal dari curcumin yang dikandungnya. Tak hanya sebagai pewarna alami dan pengawet makanan, kunyit juga bermanfaat sebagai antiradang dan membantu proses detoksifikasi.
   
Kunyit hanya perlu dikupas, diparut hingga halus, diperas dan disaring untuk menghasilkan pewarna kuning. Bisa juga langsung ditambahkan ke dalam masakan bersama bumbu yang dihaluskan. Yang harus diperhatikan adalah noda kunyit yang sulit hilang jika menempel pada tangan atau alat masak. Ada baiknya memakai celemek dan bersarung tangan saat memeras kunyit, dan segera cuci alat masak yang ternoda.
      
Yang tak kalah cantik dengan hasil kuning kunyit adalah saffron, pewarna alami dari putik bunga Corcus sativus. Populer digunakan pada masakan asing, seperti risotto, bouillabaise, dan nasi briyani. Cara mendapatkan warna kuning dari saffron adalah dengan merendam sekitar 15-20 helaian saffron dalam air panas selama 20 menit sampai 1 jam hingga warnanya keluar. Bisa juga dengan menghaluskannya dengan mortar. Tak hanya memberi warna cerah, saffron juga menambah aroma dan cita rasa makanan.


HITAM KLASIK

Di Indonesia, pewarna hitam yang umum digunakan untuk penganan adalah abu merang. Bubuk hitam ini diperoleh dari pembakaran merang (batang padi yang dikeringkan). Cara memakainya, rendam abu merang dalam air. Diamkan hingga mengendap dan airnya berubah hitam jernih.  Air inilah yang dipakai sebagai pewarna makanan. Kue jongkong Surabaya dan dawet ireng Purworejo adalah contoh makanan yang   menggunakan abu merang.    

Di kuliner modern, pewarna hitam alami dengan istilah black powder sedang naik daun. Namanya diasosiasikan dengan gun powder alias bubuk mesiu karena sama-sama berwujud bubuk hitam. Black powder ini berasal dari charcoal atau arang. Bisa dari arang kayu atau arang bambu. Tak ada perbedaan signifikan antara keduanya, kecuali mungkin harga black powder dari arang kayu sedikit lebih mahal. Black powder tak berefek pada cita rasa jika ditambahkan ke dalam makanan. Coba tambahkan pada cookies atau french macaroon. Di Jepang bahkan sedang tren  roti berwarna hitam dari charcoal powder ini.
   
Tinta cumi juga lazim digunakan untuk memberi warna  hitam pada makanan gurih. Bisa dijadikan saus atau kuah untuk seafood. Lebih kreatif lagi, dibuat sebagai campuran nasi atau ditambahkan dalam adonan pasta sehingga tampilannya lebih eksotis. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?