Food Trend
Le Rouge Flamingo

29 Oct 2013


Berkaca pada kesuksesan pastry chef asal Prancis, Pierre Hermé, serta idealisme untuk mengenalkan French pastry ke banyak orang, memunculkan ide bisnis di benak Felicia Tampi untuk membuka Le Rouge Flamingo, online patisserie. Burung flamingo merah mengenakan black bowler hat (topi) yang dilukisnya sendiri dinobatkan sebagai logo produknya. “Tidak ada arti khusus di baliknya, hanya  rasanya bangga ketika lukisan tangan sendiri bisa terpampang dengan manis pada produk buatan sendiri,” cerita wanita yang akrab disapa Feli ini.

Membangun bisnis melalui dunia maya dipilihnya bukan tanpa alasan. Meski cukup berisiko, bisnis lewat online lebih menguntungkan dari segi efisiensi waktu dan kepraktisan. “Modal awal tidak perlu besar karena tidak perlu menyewa tempat untuk toko dan bisa dikerjakan di rumah pada waktu-waktu yang bisa kita atur sendiri,” tambah alumnus Jurusan Manajemen Perhotelan, Universitas Pelita Harapan ini.

Konsekuensinya, promosi via online tetap harus bisa membuat orang tergiur untuk membeli sehingga foto-foto yang dipasang pun harus berkualitas bagus dan dibuat dengan detail dan tak boleh asal foto. Hal lainnya  adalah pengantaran tepat waktu dengan cita rasa yang tidak boleh berubah sejak produk jadi hingga sampai ke tangan konsumen.

Untuk menjalankan bisnisnya yang baru saja beranjak naik sekitar tahun 2011, Feli mendapat dukungan penuh dari sang ibu dan adik. Pasalnya, untuk menangani urusan online (Facebook, Twitter, hingga foto-foto yang dipunggah di www.lerougeflamingo.com), sang adiklah yang banyak turun tangan bahkan sampai menjadi operator dadakan. Sedangkan ibunya, banyak membantu saat Feli harus memulai produksi.

“Tak jarang saya ketiduran di depan kompor, apalagi ketika pesanan sedang menumpuk jelang Lebaran kemarin,” ceritanya, tertawa. Untuk itulah, kalau sudah melebihi kapasitas produksi terlampau jauh, lebih baik Feli menolak pesanan yang masuk daripada hasilnya tidak maksimal atau mengecewakan konsumen.

Selain itu, pemilihan bahan juga menjadi konsentrasi Feli saat membuat produk. Tidak sembarangan menggunakan bahan baku, menjadi salah satu kuncinya. Feli pun tak ragu mengimpor bahan baku guna menjaga kualitas produk. Kendalanya, akhir-akhir ini banyak produk impor yang sulit ditemukan.

“Kalau sudah begitu, biasanya saya tidak menerima order untuk sementara waktu sampai bahan baku itu beredar kembali di pasaran,” tambahnya.
Untuk memenangkan persaingan, Feli punya trik sendiri dengan mengeluarkan signature product, seperti mont blanc (perpaduan chestnut, vanilla chantilly cream, dan almond frangipane), hanya pada  bulan-bulan tertentu. Selain itu, ada  macaroon dengan rasa unik: sakura, wasabi, green tea, bunga, dan buah.

“Resep klasik, tampilan cantik, dan rasa yang unik menjadi selling point dari produk saya,” ucap Feli, yang ingin brand-nya menjadi besar dan memiliki toko offline khusus French pastry.

ABDUL SYUKUR





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?