Food Trend
Langka Dari Betawi

18 May 2015


Bubur Ase
‘Ase’ adalah singkatan dari ‘asinan semur’. Versi lain menyebut ase sebagai sebutan untuk kuah semur, dan ada pula yang mengartikannya sebagai singkatan dari ‘asinan’.
Seporsi bubur khas Betawi ini terdiri dari tiga jenis masakan, yakni bubur gurih, semur, dan asinan sawi. Asinan yang kecut menjadi keunikan tersendiri kala berasimilasi dengan elemen lainnya yang gurih, terutama dari kuah semur.

Asinan ini berisi wortel, kol, lobak, mentimun, taoge, dan sawi asin, sementara semur Betawi-nya adalah campuran dari tetelan daging sapi, kentang, dan tahu. Lazimnya menyantap asinan, bubur diakhiri dengan taburan kacang tanah goreng, kerupuk merah atau kerupuk ‘mi’ kuning. Untuk menambah pedas, ditambahkan sambal kacang encer.
Dibandingkan dodol, kerak telor, atau kue rangi, nasib bubur ase lebih tersingkirkan lagi. Lauk yang tak sesimpel bubur ayam tak mudah menjadikannya sajian yang praktis dijajakan.

Dulu bubur ase masih dijajakan secara berkeliling di pagi hari. Kini, kehadiran bubur ase sebatas di upacara adat Betawi atau di festival makanan Betawi.
Jika Anda ingin mencobanya, tuju ke salah satu tempat yang masih eksis, Warung Mpok Neh (Bu Asnah) di sebuah gang di daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Bu Asnah merintisnya sejak tahun 1980an. Sejumlah media cetak dan televisi telah meliput tempat sederhana namun terkenal ini.


Sengkulun

Menengok Jakarta tempo doeloe, di abad ke-16, Pelabuhan Sunda Kelapa adalah kawasan persinggahan bangsa Portugis, Arab, India, dan Tiongkok. Tak pelak, asimilasi budaya mewarnai kuliner di tanah ini. Salah satunya Sengkulun, kue dari tepung ketan yang dipengaruhi teknik Kue Keranjang.

Teksturnya lengket, dari tepung ketan yang sejatinya baru ditumbuk, dan diaduk bersama gula dan kelapa. Sebagai aroma tambahan, biasanya ditambahkan vanili bubuk. Saat penyajian, kue lantas dicocol ke kelapa parut.

Tuti Saleh adalah penjual yang menjadi andalan di balik kelangkaan penganan yang satu ini. Ia menjualnya berdasarkan pesanan di daerah Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Sentuhan budaya Tiongkok di beberapa tempat di Indonesia juga melahirkan beberapa ‘kerabat’ Sengkulun. Misalnya Sengkolon di Jepara, Jando Berias di Palembang, dan Sangkolun di Bangka Belitung (Sangkolun).(BERLIANTI SAVITRI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?