Kini kue ini diidentikkan sebagai kue khas etnis Tionghoa di Indonesia, meskipun inspirasinya diperoleh dari kuliner Belanda. Ini terlihat dari penggunaan bumbu spiku (spekkoek). Sesuai filosofi budaya Cina, kue yang berlapis-lapis ini dimaknai sebagai rezeki yang banyak, berlapis-lapis, dan terus-menerus.
Selain lapis legit, kue lapis Surabaya yang dikenal dengan sebutan lapis spiku juga kerap diburu saat Imlek. Kue ini memiliki makna yang sama, berlapis, meski jumlah lapisannya tidak sebanyak lapis legit. Di beberapa daerah di Jawa, kue basah tradisional yang bentuknya berlapis juga kerap dihidangkan untuk sesaji pada upacara perayaan Imlek ini, misalnya kue jongkong.