Kualitas biji kopi juga ditentukan oleh varietasnya. Biji kopi yang dihasilkan dari satu varietas berbeda dengan kopi dari banyak varietas. Makanya, tak jarang dilakukan pencampuran dari beberapa jenis biji kopi (blending). Tujuannya, untuk mendapatkan kopi dengan karakteristik aroma dan rasa yang diinginkan. Misalnya, biji kopi Jawa dicampur biji kopi Sumatra.
Menurut Irvan Helmi, pemerhati kopi sekaligus salah satu pendiri Anomali Coffee, selain menggunakan teori dan teknik khusus, ilmu 'campur-mencampur' kopi ini juga memerlukan pengalaman. Tiap kedai kopi akan mencari kombinasi terbaik sesuai versinya. "Biji lokal, khususnya arabikan berkualitas premium tumbuh di dataran tinggi Toraja, Sumatra, Bali, Aceh, dan Jawa. Dan harus dipanen saat buah kopi berwarna merah dan matang di pohon," tambah Irvan.
Untuk menyortir supplier yang benar-benar menjual kopi sesuai origin-nya, pebisnis coffee house atau supplier langsung turun ke kebun untuk memilih kopi (tanpa melalui tengkulak). Nilai dari biji kopi selanjutnya bisa ditentukan dengan mengirimkan sampel ke penguji kopi berstandar internasional. (f)