Food Trend
Kolang-kaling

9 Sep 2012

Kolang-kaling sering disebut para ahli tata boga dunia sebagai salah satu keajaiban tradisi kuliner Indonesia. Betapa tidak? Dari bagian buah enau (Arenga pinnata) beracun --bahkan tupai dan monyet pun ogah menyantapnya-- ‘nenek moyang’ kita berhasil menghadirkan sebentuk bahan pangan olahan untuk campuran utama minuman segar, puding, manisan, ataupun kolak.

Enau atau aren memang merupakan jenis palma terpenting setelah kelapa (nyiur). Tumbuhan serbaguna ini dikenal dengan berbagai nama, seperti nau, hanau, pululuk, biluluk, kabung, juk, ijuk (di Sumatera dan Kalimantan); kawung, taren (Sunda); akol, akel, akere, inru, indu (Sulawesi); moka, moke, tuwa, tuwak (di Nusa Tenggara), dan lain-lain. Sementara, orang Belanda menyebutnya arenpalm atau zuikerpalm, orang Jerman menyebutnya zuckerpalme, dan di Inggris disebut sugarpalm atau gomutipalm.

Kolang-kaling atau buah atep kata orang Jakarta, atau celuruk kata urang Sunda, merupakan nama hasil rekayasa manusia atas buah-buah aren yang beracun dan mampu membuat kulit tubuh melepuh, seperti terbakar api. Buah-buahnya tersusun berantai menjuntai seperti buni, berbentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 cm. Tiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai cokelat kekuningan. 

Tak mungkin menikmati daging buahnya secara langsung, karena sekujur kulit buah mengandung getah amat gatal, sampai kemudian kearifan tradisional Indonesia berhasil menaklukkan racun mematikan itu.  Bonggol berisi ratusan buah itu ditebas dan diturunkan, lalu dibakar hingga hangus. Di antara buah-buah hangus itu, dicungkil tiap biji-bijinya yang seputih beras. 

Cara lain adalah dengan merebus buah-buah tersebut hingga matang, lalu diambil buahnya menggunakan pisau. Biji-biji buah warna putih itu biasanya masih keras. Untuk melembutkan dan membuat warna daging buah menjadi bening transparan, perlu direndam dalam air bersih bercampur kapur sirih, sekaligus untuk menyerap racun gatal yang mungkin masih tersisa. Berapa lama biji-biji buah direndam? Tergantung seberapa lembut daging buah diinginkan. Yang pasti, makin lama direndam, makin lembut dan bening jadinya. Siap diolah menjadi manisan buah atep atau bahan isi es campur. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?