Restoran ramen saling berlomba dibuka di Jakarta. Beberapa ada yang mengusung gaya Hakkata dan ada pula yang berkiblat ke racikan wilayah Hokkaido. Tak terhitung berapa banyak pengulas yang tak menyertakan latar belakang makanan ini, selain hanya soal rasanya yang enak.
KENALI ISINYA!
Chashu: Daging babi bagian perut yang dipanggang atau direbus bersama shoyu, sake, bawang putih dan jahe. Daging ini lantas dicincang atau diiris tipis. Chashu boleh juga menyertai dalam piring terpisah.
Tamago: Tamago atau telur, terdiri atas versi rebus (yude) atau mentah (nama). Tamago khas dibelah dua, memperlihatkan bagian kuningnya yang masih setengah matang, mirip tekstur jeli. Tingkat kematangan khas ini beristilah onsen tamago.
Menma/ shinaciku: Produksi Cina dan Taiwan berupa rebung yang difermentasikan melalui proses jemur.
Kamaboko: Sosis dari fillet ikan. Biasanya dibuat dalam warna putih atau merah muda.
Moyashi: Taoge tumis atau rebus yang khas ditambahkan pada banyak miso ramen.
KENALI PELENGKAPNYA!
Sama dengan cara kita makan bakso kuah, makan ramen juga tiada lengkap tanpa kondimen!
Rayu: Minyak cabai berbasis minyak wijen dengan jenis merah.
Ninniku: Atau bawang putih. Bisa digunakan mentah dan dihancurkan mendadak ke dalam kuah ramen (biasanya keda menyertai penghalus bawang di meja santap). Ada pula ninniku goreng. Cocok dicampur ke dalam kuah yang kental dan berminyak semacam tonkotsu.
Goma: Atau wijen putih. Tersaji utuh atau sudah dihaluskan.
Gari: Selain dinikmati sebagai pelengkap sushi, acar jahe ini juga merupakan pelengkap ramen.
Shichimi togarashi: Cabai bubuk tujuh rasa. Dikemas botolan dari cabai bubuk, merica Szechuan bubuk, kulit jeruk, wijen hitam, wijen putih, nori, dan jahe bubuk.
Kikurage: Jamur kuping hitam iris. Biasanya digunakan pada ramen gaya Hakata dan Kumamoto.(f)
