Food Trend
Jejak Masakan Peranakan

5 Apr 2013


Mewah dan Teliti         
Pada mulanya, kuliner peranakan ini sangat sederhana. Ketika usaha dagang para pendatang ini makin maju, para istri mereka pun makin menyukai kehidupan mewah. Saat itu perdagangan dengan Cina juga makin lancar.  Makin banyak  kapal jukung datang membawa porselen, sutra, dan batu-batuan, juga bahan makan eksotis serta rempah yang tidak ada di sini.  

Kemewahan dan ketelitian dalam mempersiapkan masakan peranakan makin tampak saat sembahyang leluhur menjelang tahun baru Imlek. Beberapa hari sebelum hari sembahyang, berpanci-panci rebung direbus berkali-kali hingga bau pesingnya benar-benar hilang.  Perhatikan pula potongan rebungnya yang tipis dan seragam serta bahan campurannya yang  enak dan mahal: udang, juhi, kepiting, sirip ikan hiu.

Contoh lain, capcai versi Semarang lebih banyak berisi kee kian (sejenis bakso dari babi dan udang cincang, berbentuk lontong), aneka bakso, haisom (tripang laut), dan hi pio (perut ikan yang mirip krecek) daripada sayuran.  Pernah makan opor ayam yang ayamnya diisi sarang burung? Wuih, benar-benar tak terlupakan!
 
Terbentuknya Ikon Kuliner      
Berkembangnya ikon-ikon kuliner Semarang tak terlepas dari keuletan usaha generasi pemula kaum peranakan yang datang dengan tekad untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Keuletan pula yang membuat sebagian besar ikon kuliner Semarang telah bergenerasi usianya.

Kecap Mirama contohnya, sudah ada sejak sebelum  tahun 1930, dan kini dikelola oleh generasi ketiga. Meski telah menjadi ikon Kota Semarang, cara pembuatannya tetap dipertahankan seperti dulu, termasuk cara penjualannya yang terbatas. Bahkan, kantor pusatnya masih berwujud rumah kuno di Jalan Gambiran, Semarang.

Yang juga masuk generasi ketiga adalah pia Cap Bayi yang  didirikan pada tahun 1922 oleh Siauw Tek Djioe, kakek Yenny Sujana.   Sedang Yenny serta adik lelakinya, mewarisinya dari sang ayah, Siauw Soe Djan.  Pia pertama ini dibuat dengan isi kacang hijau dan babi. Mengikuti selera zaman, dibuat variasi isi gula aren dan cokelat.  Tahun  1970, lemak babi diganti dengan lemak nabati sehingga semua kulit pia sudah halal.

Selain adonan menjadi halal, pia juga tahan lebih lama, menjadi 2-3 minggu. “Menjelang tahun baru Imlek, pia lebih lengkap variasinya,” kata Yenny. Selain gula aren, cokelat, nanas, dan babi, ada 6 variasi lainnya:  durian sampai vanili, keju, ham, ham-keju, serta cokelat-keju.

Ikon kuliner paling tersohor adalah lunpia (lumpia) Semarang (lunpia dari bahasa Hokkian, artinya kulit  pembungkus).  Adalah Tjoa Thay Yoe yang memperkenalkan lunpia Hokkian kepada Wasih, istrinya, yang memodifikasinya menjadi lunpia Semarang  isi rebung dengan campuran udang dan ayam. Dan jangan lupakan saus gula merahnya yang seperti lem, tapi tak terpisahkan sebagai ciri khas lunpia Semarang. Lunpia Gang Lombok merupakan lunpia tertua. Sejak pukul 8 pagi, pembeli sudah berdatangan. Pada hari libur, bisa-bisa Anda kehabisan lunpia, meski belum tengah hari.

Sampai kapan pamor ketiga ikon kuliner  ini akan tetap bersinar? Seperti di masa lalu, proses pembauran budaya akan terus berlanjut dan seperti yang telah terjadi, hasilnya akan memperkaya budaya kuliner Indonesia.(f)             




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?