Food Trend
Jamuan Tamu Agung

5 Jul 2014


Jarang muncul di permukaan kuliner Indonesia karena letaknya yang terpisah dari Pulau Sumatra justru membuat budaya makan Nias yang relatif masih ‘asli’ makin menarik perhatian. Ini pula yang menjadi alasan Lisa Virgiano --menyebut dirinya pelayan budaya makanan Indonesia-- untuk menampilkannya pada salah satu acara Azanaya “Tano Niha” beberapa waktu lalu di Jakarta, kelompok foodie yang gemar blusukan menggali kuliner daerah yang terpendam.

Pada hari H, para foodie yang mendaftar dijamu bak tamu agung.  Ada lebih dari tujuh hidangan dengan nama-nama yang makin menggelitik rasa ingin tahu pencinta kuliner. Doruba guro nigore (terung Nias dan udang Nias sambal lado), lehe dalö nigule, dan nihunagö –pucuk daun talas dengan ikan asap– termasuk masakan tersulit.

Fale Laira,  pepes ikan laira atau ikan kembung dengan bumbu kuning, dimatangkan dengan cara dibakar. Wangi asap kayu bakarnya benar-benar mengundang selera makan.

Tak ketinggalan fakhe hada atau fakhe nifalögu, nasi Nias yang dimasak dalam belanga khusus hingga berkerak, serta sup kacang putih Nias, yaitu babae, dalam versi halal. Penutupnya, gae nibogö nifufu, pisang kepok Nias bakar dengan kelapa parut dan sirop gula merah.

Namun, yang tak boleh absen saat menjamu tamu adalah suguhan daging babi. Di sebuah meja kecil yang ditaruh di pojokan tersajilah babae yang asli karena dibuat dengan daging babi, Pepes nibini’ö’gö, pepes daging babi dengan teknik irisan yang khas sehingga membuat dagingnya terasa lembut.

Ada juga sumane (dialek Nias Selatan) atau sumange (dialek Nias Utara), sajian adat berupa babi rebus dari kepala sampai ekor yang dibelah menjadi bagian-bagian sesuai ketentuan adat.
 
Babi di Nias dihargai bukan hanya sebagai sumber protein dalam makanan sehari-hari. “Selain sebagai hidangan perjamuan yang sangat dihargai, babi penting sebagai lambang penghormatan terhadap tamu.Sedangkan dalam pernikahan, babi merupakan bagian dari mahar. Pada perhelatan adat, suguhan babi menjadi lambang sentral pemberian hormat dan sifatnya mutlak,” kata Noniawati Telaumbanua, PNS, ahli perencanaan wilayah  lulusan Jerman dan penulis yang mempunyai passion terhadap budaya Nias. 

Selanjutnya, detail suguhan adat Sumane menurut adat Nias Selatan diperjelas oleh Waspada Wau, tokoh adat Nias Selatan, Desa Bawömataluo.  “Nama daerah dan desa harus selalu disebutkan kalau membicarakan adat di Nias. Sebab,  tiap daerah dan desa agak berbeda tradisinya,” begitu kata pembukaannya.

“Cara memotong babi tidak boleh sembarangan, jumlahnya pun tertentu. Di Nias Selatan jumlahnya tiga belas.  Kepada siapa  tiap bagian diberikan pun tidak boleh salah. " lanjutnya.

Kepala sebagai bagian utama tubuh, tentunya diberikan kepada tamu yang paling dituakan atau paling dihormati. Kalau sampai keliru memberikan bagian babi, pihak penerima akan merasa terhina dan pihak tuan rumah akan menanggung malu besar.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?