Lazimnya, gudeg disajikan komplet bersama opor ayam atau opor tahu, sambal goreng krecek (kerupuk kulit sapi, rambak) dengan campuran tempe. Tak ketinggalan pula telur pindang dan areh, yaitu kuah santan kental yang gurih. Terkadang diberi tambahan daun singkong rebus dan disajikan bersama tahu-tempe bacem sebagai pelengkap.
Boleh dikata, kapan pun kita ingin, warung gudeg siap melayani selama 24 jam penuh. Pendeknya, gudeg Yogya, never dies! Ada yang jualan pagi hari untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam. Bahkan ada juga yang baru buka mulai tengah malam hingga dini hari. Benar-benar enggak ada matinya!
Cita Rasa Intens Gudeg Kering
Gaya penyajian gudeg Yogya ada dua versi, kering dan basah. Cara masak gudeg kering agak berbeda. Setelah nangka muda dicacah (dicincang kasar), segera direbus dengan garam dan gula jawa hingga empuk. Selanjutnya ditiriskan, lalu ditumis dengan bumbu hingga kering. Paduan opor ayam dan sambal goreng krecek juga tampil minus kuah. Rasa bumbu dan tingkat kemanisan gudeg versi keringan lebih intens. Untuk memberi kontras rasa, sambal goreng krecek-nya dibuat pedas menggigit lidah.
Gudeg gaya kering ini bisa Anda nikmati di warung gudeg Yu Djum (di Wijilan maupun di daerah mBarek dekat selokan Mataram, kampus UGM). Gudeg Bu Lies dan beberapa warung gudeg di Wijilan juga banyak menyediakan gudeg kering. Gudeg versi kering ini lebih cocok dijadikan buah tangan dalam kemasan kendil atau besek. Relatif tahan lama dan tidak mudah basi.
Lebih Basah, Lebih Gurih
Lain lagi dengan gudeg versi basah. Sayur gudeg dan pelengkapnya dimasak dengan kuah santan yang berlimpah. Sehingga, ketika diracik akan mengakibatkan isi piring basah kuyup alias nyemek-nyemek. Terasa gurih sekali, pastinya.
Warung mana sajakah yang menjajakan gudeg versi basah? Di antaranya yang ngetop adalah Gudeg Permata. Warung tenda pinggir jalan milik Yu Narti ini ada di depan bekas Bioskop Permata. Pilihan lain adalah Gudeg Tugu. Gudeg lesehan ini dulunya berjualan di pojok perempatan Tugu, Jalan Mangkubumi. Lalu pindah --meski masih di sekitar perempatan Tugu-- ke sudut lain, yaitu di pojok Jalan Diponegoro. Keduanya buka setelah lepas magrib.
Yang paling unik yaitu Gudeg Pawon. Disebut begitu karena jualannya di pawon atau dapur si empunya warung. Jam bukanya tak biasa. Benar-benar tengah malam. Pukul dua belas malam. Gudeg ini bisa dijumpai di daerah Janturan (dari terminal lama ke arah utara). Yang istimewa, gudegnya disuguhkan dalam keadaan masih panas mengepul karena baru selesai dimasak. Langsung disajikan di dapur!
Wijilan, Sentra Gudeg
Bingung mau mencari tempat makan gudeg yang enak? Atau tak punya banyak waktu untuk blusukan ke sudut-sudut Kota Yogya mencari gudeg orisinal? Silakan datang saja ke sentra gudeg, Wijilan. Berada di sebelah timur Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Ditandai dengan sebuah gapura cantik bercat putih, Plengkung Tarunasura.
Di kampung gudeg ini ada belasan lebih warung makan gudeg. Di antaranya, Gudeg Bu Lies, Gudeg Bu Is, Gudeg Manggar (Bunga Kelapa) Bu Kapti, Gudeg Yu Narni, dan yang paling terkenal ialah Gudeg Yu Djum. Warung gudeg di sini buka mulai pukul 6 pagi hingga 9 malam. Bisa dinikmati sambil makan di tempat atau dibungkus untuk oleh-oleh.
Kalau boleh usul, jika ingin datang ke sini, ada baiknya Anda memarkir kendaraan di sekitar Malioboro saja. Lanjutkan perjalanan ke Wijilan dengan mengendarai becak atau andhong agar bisa menikmati suasana adem ayem Yogya. Dengan begini, kawasan makan pinggir jalan ini minim polusi asap kendaraan bermotor dan lebih nyaman saat bersantap lesehan. (f)