Food Trend
Gudeg Yogya Eksis 400 Tahun

17 May 2013

Gudeg adalah masakan sayur berbahan dasar nangka muda atau gori (bahasa Jawa). Nangka muda ini dimasak dengan bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, daun salam, dan lengkuas. Terasa manis berkat tambahan gula merah. Dasar panci untuk merebus  dialasi daun jati agar gudeg yang dihasilkan berwarna merah menarik.

Lazimnya, gudeg disajikan komplet bersama opor ayam atau opor tahu, sambal goreng krecek (kerupuk kulit sapi, rambak) dengan campuran tempe. Tak ketinggalan pula telur pindang dan areh, yaitu kuah santan kental yang gurih. Terkadang diberi tambahan daun singkong rebus dan disajikan bersama tahu-tempe bacem sebagai pelengkap.

Boleh dikata, kapan pun kita ingin, warung gudeg siap melayani selama 24 jam penuh. Pendeknya, gudeg Yogya, never dies! Ada yang jualan pagi hari untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam. Bahkan ada juga yang baru buka mulai tengah malam hingga  dini hari. Benar-benar enggak ada matinya!

Cita Rasa Intens Gudeg Kering

Gaya penyajian gudeg Yogya ada dua versi, kering  dan basah. Cara masak gudeg kering  agak berbeda. Setelah nangka muda dicacah (dicincang kasar), segera direbus dengan garam dan gula jawa hingga empuk. Selanjutnya ditiriskan, lalu ditumis dengan bumbu hingga kering.  Paduan opor ayam dan sambal goreng krecek  juga tampil minus kuah. Rasa bumbu dan tingkat kemanisan gudeg versi keringan lebih intens. Untuk memberi kontras rasa, sambal goreng krecek-nya dibuat pedas  menggigit  lidah.

Gudeg gaya kering  ini bisa Anda nikmati di warung gudeg Yu Djum (di Wijilan maupun di daerah mBarek dekat selokan Mataram, kampus UGM). Gudeg Bu Lies dan beberapa warung gudeg di Wijilan juga banyak menyediakan gudeg kering. Gudeg versi kering ini lebih cocok dijadikan buah tangan dalam kemasan kendil atau besek. Relatif tahan lama dan tidak mudah basi.

Lebih Basah, Lebih Gurih

Lain lagi dengan gudeg versi basah. Sayur gudeg dan pelengkapnya dimasak dengan kuah santan yang berlimpah. Sehingga, ketika diracik akan mengakibatkan isi piring basah kuyup alias nyemek-nyemek. Terasa gurih sekali, pastinya.

Warung mana sajakah yang menjajakan gudeg versi basah? Di antaranya  yang ngetop adalah Gudeg Permata. Warung tenda pinggir jalan milik Yu Narti ini  ada di depan bekas Bioskop Permata. Pilihan lain adalah Gudeg Tugu. Gudeg lesehan ini dulunya berjualan di pojok perempatan Tugu, Jalan Mangkubumi. Lalu pindah --meski masih di sekitar  perempatan Tugu--  ke sudut lain, yaitu di pojok Jalan Diponegoro. Keduanya buka setelah lepas magrib. 

Yang paling unik yaitu Gudeg Pawon. Disebut begitu karena jualannya di pawon atau dapur si empunya warung. Jam bukanya tak biasa. Benar-benar tengah malam. Pukul dua  belas malam. Gudeg ini  bisa dijumpai di daerah Janturan (dari terminal lama ke arah utara). Yang istimewa, gudegnya disuguhkan dalam keadaan masih panas mengepul karena baru selesai dimasak. Langsung disajikan di dapur!

Wijilan, Sentra Gudeg

Bingung mau mencari tempat makan gudeg yang enak? Atau tak punya banyak waktu untuk blusukan ke sudut-sudut Kota Yogya mencari gudeg orisinal? Silakan datang saja ke sentra gudeg, Wijilan.  Berada di sebelah timur Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Ditandai dengan sebuah gapura cantik bercat putih, Plengkung Tarunasura.

Di kampung gudeg ini ada belasan lebih warung makan gudeg. Di antaranya, Gudeg Bu Lies, Gudeg Bu Is, Gudeg Manggar (Bunga Kelapa) Bu Kapti, Gudeg Yu Narni, dan yang paling terkenal ialah Gudeg Yu Djum. Warung gudeg di sini buka mulai  pukul 6 pagi  hingga 9 malam. Bisa dinikmati sambil makan di tempat atau   dibungkus untuk oleh-oleh.

Kalau boleh usul, jika ingin datang ke sini, ada baiknya Anda memarkir kendaraan di sekitar Malioboro saja. Lanjutkan perjalanan  ke Wijilan dengan mengendarai becak atau andhong agar bisa menikmati suasana adem ayem Yogya. Dengan begini, kawasan makan pinggir jalan ini minim polusi asap kendaraan bermotor dan lebih nyaman saat bersantap lesehan. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?