Food Trend
Dedaunan Lokal di Dapur Anda

9 Oct 2015

Kenali dedaunan lokal yang bisa dihidangkan dalam masakan sehari-hari.

Daun Semanggi
Nama latin daun ini adalah Marsilea crenata. Daun semanggi juga populer dengan nama green claver. Daun ini diambil dari tanaman paku air jenis Marsilea yang banyak tumbuh liar di pematang sawah, kolam, rawa, atau saluran irigasi. Bentuk daunnya serupa payung yang tersusun dari empat anak daun dengan posisi yang saling berhadapan. Karena bentuk tersebut, daun semanggi sering dijadikan simbol persatuan atau pengikat.
   
Kandungan: Nutrisinya cukup banyak, antara lain protein, serat kasar, lemak dalam jumlah minim, hingga karbohidrat. Di dalam daun ini juga terdapat asam amino yakni flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan gula pereduksi di dalam daun juga bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas enzim di dalam tubuh khususnya di dalam saluran pencernaan. Jika dikonsumsi teratur, kandungan isoflavon di dalamnya pun berguna untuk kesehatan reproduksi wanita.
   
Hidangan: Selain disantap mentah atau matang sebagai lalapan, daun semanggi digunakan untuk membuat pecel semanggi khas Surabaya.

Daun Mengkudu
Dalam nama latin disebut sebagai Morinda citrifolia. Namun daun ini juga beken dengan nama keumeudee (Aceh), pace atau kemudu (Jawa), cengkudu (Sunda), dan tibah (Bali). Selain di Indonesia, daun mengkudu juga populer di Myanmar dengan nama ungcoikan dan di Hawaii dengan nama noni.

Daun ini didapat dari pohon mengkudu yang banyak ditanam untuk diambil buahnya. Daunnya tebal, mengilap, dan berukuran besar. Tepi daun rata, ujungnya lancip, dan urat daun menyirip seperti sirip ikan.

Kandungan: nutrisi di dalamnya cukup penting, antara lain vitamin A, mineral selenium sebagai antioksidan, serta zat terpenoid yang dapat membantu dalam pencegahan infeksi.

Hidangan: sebagai campuran urap dan bahan baku sambai oen peugaga yakni sambal bercita rasa asam dari cabai hijau, daun mengkudu, kacang tanah, udang, dan kelapa parut.

Daun Bangun-Bangun
Nama latinnya adalah Coleus amboinicus. Bentuk daunnya kecil dan memiliki bulu halus di permukaannya. Tumbuhan ini banyak ditanam di daerah tropis seperti India, Ceylon, Afrika Selatan, dan di Indonesia dibudidayakan di Sumatra Utara. Dilihat dari tampilannya, daun ini mirip dengan daun tebal di Sulawesi Utara. Daun ini memiliki perpaduan aroma antara herbal dan sitrus yang tajam.

Kandungan: minyak atsiri yang cukup banyak. Kandungan zat besi dan beta karotennya juga tinggi sehingga daun ini dapat meningkatkan kadar zat besi dan karotenoid di dalam ASI. Selain itu, daun ini juga mengandung flavonoid yang berfungsi sebagai sumber antioksidan di dalam tubuh.
   
Hidangan: diolah menjadi gulai layaknya gulai singkong, dibuat sayur bening seperti mengolah sayur bening daun katuk, atau dicampur ke dalam olahan ayam bersama bumbu andaliman. Daun ini mudah sekali layu dan menjadi hitam, untuk itu bungkus dengan kertas saat membelinya di pasar dan langsung olah begitu tiba di rumah.

Daun Antanan
Tanaman herbal asli Asia dan sebagian wilayah Australia ini punya nama latin Centella Asiatica. Di dunia, daun ini dikenal sebagai gotu kola sedangkan di Indonesia dikenal beragam sebutan –tergantung masing-masing dearah—di antaranya semanggen atau pegagan.
   
Antanan merupakan tumbuhan yang menjalar dan selalu berbunga sepanjang tahun. Di Indonesia, hadir dua jenis antanan yakni antanan hijau dan antanan merah. Antanan hijau tumbuh di antara rerumputan di area persawahan, sedangkan yang merah banyak tumbuh di area terbuka.

Kandungan: mengandung garam mineral seperti kalsium, kalium, magnesium, natrium, dan zat besi. Ada pula zat tanin atau karotenoid yang baik untuk kesehatan. Konon, antanan dapat digunakan sebagai subtitusi dari ginko biloba yang banyak terdapat dalam suplemen untuk kecerdasan otak sehingga bagus untuk dikonsumsi harian.

Hidangan: Walau rasanya agak getir akibat kandungan zat vellarine namun daun antanan kerap dikonsumsi sebagai lalapan atau dikeringkan seperti daun teh. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?