Food Trend
Darah Prancis

5 Aug 2014


Sekitar abad ke-17, kebudayaan Cajun dimulai. Berawal dari akar budaya bangsa Acadian. Suatu bangsa keturunan Prancis yang menetap di Acadia (saat ini bernama Nova Cotia, Kanada). Namun, sekitar tahun 1755, kubu Britania menduduki wilayah tersebut dan akhirnya banyak masyarakat Acadian yang melarikan diri ke pesisir timur Benua Amerika. Di sinilah akhirnya mereka menetap, tepatnya di Lousiana bagian selatan (sekarang populer dengan nama New Orleans).

Sebutan Cajun (baca: kei-jen) ini ternyata ditujukan untuk kaum pengungsi tersebut. Lahir dari kesulitan penduduk asli dalam melafalkan kata ‘Cadian’ (baca: kei-dien). Terlepas dari ‘pengenalan’ tersebut, bangsa Cajun tak lagi dianggap sebagai pendatang, melainkan sebagai penetap lokal. Alhasil, istilah Cajun ini diperuntukkan bagi  budaya, tempat, dan makanan asal Lousiana.

Walau tetap mengadopsi beberapa teknik masak serupa dengan warisan kuliner Prancis,  kuliner Cajun tampil berbeda berkat penggunaan bahan mentah dan bumbu lokal seperti paprika bubuk (cabai bubuk). Selain itu, ada pula pengaruh dari kalangan Afrika dan Spanyol. Budaya Cajun juga sering dikaitkan dengan budaya Creole (keturunan aristokrat Eropa) berkat bahan makanan dan teknik masak yang digunakan. Contohnya holy trinity (campuran bawang bombay, seledri, dan paprika), menjadi basis distingtif dari berbagai resep kedua dapur tersebut.

Di sisi lain, hidangan Cajun lebih sederhana dibandingkan dengan hidangan Creole yang lebih mewah. Misalnya, saat membuat roux untuk dasar sup, dapur Creole akan menggunakan mentega tawar dan tepung, sedangkan jenis Cajun menggunakan minyak biasa. Perbedaan lainnya yang mudah diterka adalah ketiadaan tomat di hampir tiap jenis hidangan Cajun karena zaman itu tomat terhitung sebagai buah eksotis.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?