Food Trend
Carson Quinn

12 May 2013


Wajah tampan dan ramah khas seorang peracik cocktail di sebuah bar menyambut femina ketika bertandang ke kediamannya di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Menurut ayah satu anak ini, senyum, ramah, dan selalu berusaha menjalin komunikasi dengan tamu adalah kunci utama dalam menekuni pekerjaan sebagai seorang bar chef. Siapa sangka, pria yang akrab dengan dunia malam ini ternyata seorang family man yang sangat dekat dengan putra semata wayangnya. Hal yang paling membahagiakan baginya adalah ketika Arman (5) mengatakan: “I love you, Daddy,”  di tiap kesempatan keduanya bertemu.

Setelah tak lagi bekerja sebagai bartender di bar yang pernah booming itu, apa kegiatan Anda saat ini?
Sebetulnya saya belum benar-benar lepas dari pekerjaan saya yang terdahulu sebagai bar chef sekaligus manajer operasional bar. Kini, saya sedang sibuk mondar-mandir ke Bangkok, untuk menyiapkan sekolah khusus bartender di sana. Selain itu, saya sedang belajar marketing untuk memperkenalkan beberapa brand minuman ke pasar.

Prinsip penting ketika bekerja?
Bekerja dengan senyum. Di saat seorang bartender bisa tersenyum dan ramah kepada  tiap tamu, maka setengah dari pekerjaannya telah selesai. Ini penting, karena tiap tempat memiliki pelanggan dengan karakter yang berbeda-beda.

Apa gaya Anda dalam meracik minuman?
Sekian puluh tahun malang-melintang di bidang ini, tentunya sudah tak terhitung lagi jumlah racikan saya. Tapi, yang pasti, saya lebih suka membuat minuman untuk wanita, yang tidak terlalu banyak campuran alkohol. Salah satunya, watermelon martini. Berupa campuran sochu (mirip dengan vodka, hasil fermentasi  penyaringan lemak sayuran atau biji-bijian), semangka, air jeruk lemon, dan sedikit gula. Secara umum, saya memang lebih suka minuman yang tidak terlalu banyak campuran alkoholnya. Sisanya, cukup simple syrup dan buah-buahan segar.

Anda bergelut selama selama 21 tahun di dunia bar, tak pernah jenuh?
Kalau bosan, artinya saya tidak akan lagi ada di dunia minuman seperti saat ini. Bagi saya, tak pernah ada kata bosan. Asalkan kita mau belajar hal baru  tiap harinya, pasti ada saja yang bisa kita lakukan, meski bidang yang kita geluti tidak berubah.


Yang paling berharga  selama Anda bekerja sebagai bartender?
Bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan dan beragam karakter adalah pengalaman yang paling berharga untuk saya. Karena, tidak semua orang bisa mendapatkannya. Lewat pertemuan di bar, tak jarang dari para tamu itu akhirnya menjadi teman, bahkan mitra bisnis saya. Ini profesi yang membuat Anda mudah membangun networking.

Modal utama seorang bartender agar terus eksis?
Kesuksesan itu bukanlah hal sulit, asalkan kita mau terus berimprovisasi. Sikapi dengan tangkas  tiap permintaan tamu dan jangan terpaku pada resep baku. Sama halnya dengan seorang chef, pantang pula bagi bartender untuk menjiplak atau mengekor inovasi orang lain.  Mereka justru harus mencambuk diri mereka sendiri agar  mampu menciptakan  rasa dengan teknik terkini. Tanpa motivasi, siapapun akan sulit maju.

Modal yang sama juga Anda lakoni sekarang?
Ya itu juga, namun saya sekarang lebih santai dan menjalani pekerjaan, tak kelewat ambisius. Biarkan seperti air mengalir. Ini jauh berbeda ketika waktu jadi bartender di negara saya, saya mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran agar cepat mencapai target.(BERLIANTI SAVITRI)






 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?