Pâtisserie berarti toko kue dalam bahasa Prancis, menjual pastry dan sebagian kecil roti yang umumnya adalah jenis viennoiserie. Kontras dengan cake dan muffin Amerika dengan tampilan kasual.
Pâtisserie ‘berkerabat’ dengan boulangerie, yang berarti bakery, tempat yang menjual sebagian besar produk roti. Tempat yang selalu terasa intim di pagi hari, lewat hilir mudiknya pelanggan setia yang membeli croissant, tarte, hingga quiche terhangat dari oven.
Kue-kue yang menggemaskan khas Prancis memang magnet. Bak setitik kemewahan yang lebih mudah dinikmati ketimbang membeli sebuah tas Prancis. Banyaknya anak muda yang merasakan pendidikan di luar negeri juga membuatnya makin dicari. Mereka menginginkan segigit gaya hidup yang dahulu pernah dicecap.
Di sekolah-sekolah masak di Indonesia, pastry Prancis pun menjadi kiblat pembelajaran. Tak pelak, menguasai teknik pembuatannya adalah pencapaian. Ilmu yang semakin mudah disalurkan berkat pesatnya pertumbuhan kafe. Di coffee shop modern, bukankah pastry adalah teman yang selalu pas bagi kopi?
Kursus masak pun ramai-ramai menjual materi pastry. Tontonan cara membuat choux sablé adalah salah satu yang tengah digandrungi. Padahal, bahan-bahan untuk praktek pastry lekat dengan harga yang tak murah. Mentega, krim kental, cokelat premium, vanilla batang, dan ekstrak tertentu sebagai pendongkrak rasa. Pengerjaannya pun penuh kecermatan. Pemula namun pantang menyerah.
