Food Trend
Berawal Dari Tak Sengaja

4 Jan 2014


Di awal tahun 2012 istilah private dining dan private chef mulai santer terdengar, khususnya di kota metropolitan Jakarta. Profesi private chef yang menawarkan jasa private dining di rumah dengan menu layaknya restoran fine dining kini mulai dilirik oleh kaum muda. Bukan ‘partai besar’, jamuan dalam skala kecil ini membuat acara santap malam ataupun siang berkesan lebih eksklusif dan intim.

BERAWAL DARI TAK SENGAJA


Membuka sebuah restoran atau menjadi chef peraih bintang Michellin menjadi  impian seorang juru masak. Tak tebersit dalam pikiran mereka untuk menjadi seorang private chef.  “Semua berjalan begitu saja, karena ketidaksengajaan dan adanya peluang,” ujar chef  Ivan Wibowo, yang pada tahun 2011 sedang singgah di Jakarta, menunggu keberangkatannya ke Australia. Saat itu, Ivan diminta untuk melayani jamuan makan petinggi salah satu perusahaan besar di Indonesia. Rasa puas para tamu yang membuatnya mendapat pesanan private dining berikutnya. Kewalahan dengan banyaknya pesanan, Ivan menggandeng chef Fernando Sindu, rekan satu almamater di Culinary Institute of America. Sejak itulah, Good For Eats (G48) terbentuk.

Ucapan senada juga dilontarkan oleh chef Ray Janson, pencetus Verjus Dining. Orderan private dining berdatangan setelah ia mendapatkan kesempatan memasak untuk acara pesta pribadi salah satu pemilik Femina Group. “Tak banyak promosi, hanya word of mouth yang membuat Verjus tetap berjalan,” cerita chef jebolan Le Cordon Bleu ini.

Jika G48 dan Verjus memulai dari jamuan pesta, beda dengan chef Elkana yang mengawali kariernya sebagai juru masak di sebuah restoran fine dining masakan Prancis di Jakarta. Dilirik oleh seorang ekspatriat karena kelezatan masakannya, pria yang disapa Kaka ini mendapat tawaran menjadi juru masak pribadi keluarganya. Dari sanalah ia mulai mendapatkan pesanan private dining di kalangan ekspatriat dan akhirnya mendirikan Emorock Chef.

Walau tidak banyak, adanya pangsa pasar dan ketertarikan masyarakat Jakarta akan hal baru membuat bisnis ini tetap berjalan. Selain itu, kebebasan berkreasi dan jam kerja yang fleksibel membuat para chef yang sudah nyemplung di dunia private dining betah berada di jalur ini. (ISYANA ATININGMAS)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?