Food Trend
Beda Lapo, Beda Pengunjungnya

2 Oct 2015

Daerah Cawang-Cililitan Jakarta Timur, punya komunitas muda-mudi Batak yang cukup besar. Sebagian besar mahasiswa Universitas Kristen Indonesia saja berdarah Batak, ditambah kehadiran Gereja HKBP Sutoyo yang bermukim di seberangnya. Saking banyaknya pernikahan terjadi lewat pertemuan muda mudi di gereja ini, tak heran sering dijuluki sebagai ‘gereja’ jodoh!

Melipir ke area Gg. Mayasari, Cililitan, berjejer rumah masakan Batak yang biasanya padat dikunjungi keluarga atau segerombolan muda-mudi. Kalau berkunjung pada jam makan siang di hari Minggu, jangan harap Anda bisa makan dengan santai.

Lapo Sinar Medan misalnya, di hari kerja pun dapur penyaji babi panggang Karo dan aneka masakan tumis khas Medan seperti bihun goreng, bakmi goreng, dan bakmi kuah ini tetap sibuk ngebul. Bihun kering yang dipakai di lapo kebanyakan adalah bihun yang didatangkan dari kampung. Bihun ini diracik dari tepung dan tepung sagu, sehingga teksturnya lebih lunak dan kenyal dibanding bihun kebanyakan.

Seperti halnya berkunjung ke kampung Batak, persis di depan lapo hadir berjejer warung yang menjual kue-kue khas kampung, mi gomak, sirop markisa Medan, hingga terung belanda. Dijamin Anda akan tergoda untuk menjinjing pulang kembang layang, sebutan Batak untuk kue kembang goyang.

Masih berada di kawasan yang sama, Lapo Codian punya tampilan lebih seperti restoran dan lega. Selain sering dipakai sebagai tempat reuni, ada juga ruang meeting yang biasanya digunakan para bapak-bapak untuk membicarakan agenda adat sebelum berpesta. 

Beda lagi dengan daerah Jl. DI Panjaitan- Jl. Pramuka yang juga banyak ditinggali oleh pendatang Tapanuli, kebanyakan lapo justru laris di hari kerja oleh pekerja kantoran. Judulnya sih ‘lapo’, tapi tak jarang etnis lain seperti Manado, keturunan Tionghoa, Jawa, bahkan Papua, juga ikut menikmati sepiring sangsang atau babi panggang dengan sayur daun singkong.

Di Lapo Ondihon, Anda bisa menikmati ikan naniura, meski di hari kerja. Ayam gota-nya juga tak kalah sedap. Ruangan makannya berpendingin udara, jadi Anda tak perlu berkeringatan karena kepedasan. Usai bersantap, tamu biasanya nyantai sambil ngemil kembang layang atau kue ketawa (onde-onde tanpa isi, berkulit garing) yang dijual di dekat meja kasir.
  
Beda lagi dengan Lapo Siagian Boru Tobing yang lebih menonjolkan cita rasa andaliman, milik inang boru Siagian. Kedai yang merupakan penerus Lapo Sito di Jl. Darat, Medan, ini sudah menyajikan rasa Batak sejak tahun 1984. Anda dijamin tak akan bosan berlama-lama duduk di sini karena ada band Batak yang bersedia menyanyikan lagu favorit pelanggan. Kalau penasaran dengan tuak, di sinilah tempat menikmatinya.

Bagi yang suka menikmati alunan musik Batak, ada Lapo Toba Tabo yang dimiliki musikus Viky Sianipar. Pria yang turut berpartisipasi dalam pembuatan film Toba Dream ini memang aktif mengembangkan potensi budaya Batak. Salah satunya melalui lagu-lagu Batak yang di-makeover sehingga terkesan lebih gaya dan modern. Sambil menikmati koleksi album Viky, Anda juga bisa bersantai di Toba Dream Café yang berada tepat di atas lapo sambil menikmati band Batak yang secara bergilir mengisi panggung. (f)     



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?