Food Trend
Alami VS Sintetis

24 Feb 2013


Pemanis termasuk kelompok food additive atau bahan tambahan makanan. Tujuannya tak lain  untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, bahkan memperpanjang umur simpan produk pangan.  Selain itu, bahan aditif terkadang dapat meningkatkan nilai gizi bahan makanan, seperti protein, vitamin, dan mineral.
   
Di pasaran terdapat dua jenis pemanis, yaitu pemanis alami dan pemanis sintetis. Pemanis alami biasanya berasal dari tanaman. Utamanya adalah tebu (Saccharum officinarum L.) yang hasilnya dikenal sebagai gula atau sukrosa. Ada  juga aren, lontar, nipah, bit, dan yang belakangan populer adalah stevia.

Beberapa pemanis alami lain yang sering digunakan adalah madu dan buah-buahan yang mengandung turunan gula (maltosa, galaktosa, dan gliserol) dengan tingkat kemanisan yang berbeda-beda. Pemanis alami juga berfungsi sebagai sumber energi. Namun, mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kegemukan.

Pemanis sintetis atau buatan merupakan senyawa yang diolah dalam laboratorium, yang sengaja dibuat dari bahan kimia tertentu sebagai pencetus rasa manis pada makanan atau minuman. Pemanis buatan umumnya hampir tidak memiliki nilai gizi atau menyumbang kalori pada tubuh.

Layaknya pemanis alami, pemanis buatan juga mudah larut dalam air. Pemanis jenis ini lebih sering digunakan oleh industri makanan atau minuman skala besar. Selain karena harganya lebih ekonomis, tingkat rasa manisnya juga lebih tinggi dibandingkan dengan pemanis alami.

Meski begitu, ada baiknya membatasi konsumsi yang berlebihan, karena apa pun yang berlebihan dapat memberikan efek samping bagi kesehatan.


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?