Konser
Dutch House of Dance, Selebrasi Musik Elektronik Indonesia dan Belanda

7 Oct 2016


Foto: NJL

Pencinta electronic dance music (EDM) Jakarta akan dimanjakan dengan penampilan sederet DJ kelas dunia di acara Dutch House of Dance (DHOD), yang berlangsung Sabtu (8/10) hingga Minggu (9/10), di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta.
 
Mereka adalah Dj Alvita, Gathier, Joey Monroe, Patric Johnson, Shahrooz yang langsung di datangkan dari Belanda, dan DJ Putri Una, satu-satunya DJ wanita asal Indonesia. Acara ini akan dipandu oleh Pdouble, DJ asal Indonesia yang sempat tenar di Kanada bersama SoundQuest Entertainment Group.
 
“Ini adalah kali kedua saya tampil di Indonesia. Dari pengalaman sebelumnya saya tahu kalau crowd di Indonesia lumayan asyik. Saya sudah tidak sabar untuk bisa kembali menggoyang mereka,” ungkap DJ Alvita.
 
Selain Alvita, Shahrooz menjadi salah satu DJ yang pernah beberapa kali tampil di Indonesia. “Seorang DJ harus pandai membaca selera crowd mereka. Dan bicara soal gaya bermusik, maka bermain untuk crowd di Jakarta yang kebanyakan adalah orang lokal tentu berbeda dengan saat saya tampil di crowd Bali, yang penuh dengan turis dari seluruh dunia,” jelas Shahrooz.
 
Di antara DJ asal Belanda ini, ada satu DJ wanita, Joey Monroe, yang juga akan pamer aksi di acara DHOD. Kehadiran DJ wanita kelas dunia di antara mayoritas DJ pria tentu menjadi sesuatu yang spesial. “Tidak hanya di Indonesia, di Belanda, bahkan di kelas dunia pun belum banyak wanita yang menerjuni profesi DJ,” ungkap Joey, yang juga berprofesi sebagai aktris film di Belanda. Pada kesempatan nanti, Joey akan menampilkan salah satu koleksi terbarunya.
 
Mengangkat tema “Celebration the History And Future of Dutch Dance Music,”ajang yang merupakan kolaborasi Electric Ocean dan Erasmus Huis ini juga menggelar workshop dari para pelaku di industri EDM yang telah sukses menggelar ajang musik elektronik kelas dunia, seperti Arthur Chin (Global Director Commerce & Strategic Partnerships Alda Events), Hans Smith (Festival Manager pacha Festival), Mike Elderenbosch (pendiri Young Gunz), dan Theo Geene (Dreamfields Festival).  
 
“Biasanya kami menggelar musik klasik, seperti resital piano. Kami lupa bahwa musik elektronik pun menjadi bagian dari budaya yang bertumbuh subur di Belanda. Selain sebagai ajang sharing ilmu mengenai dunia musik, kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat jejaring di antara pelaku dan penikmat musik elektronik Indonesia dan Belanda,” ungkap Dr. Michael Rauner, Direktur Erasmus Huis.
 
Sepakat dengan Dr. Michael, sebagai penyelenggara, Eki Puradiredja optimis bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang party, tapi juga pembelajaran menarik bagi kedua belah pihak. Apalagi, pertumbuhan musik elektronik di Indonesia cukup pesat. “Kami sengaja mengundang DJ terkenal dari Belanda dan para pelaku industri EDM di Belanda, karena style bermusik mereka mempunyai pengaruh yang kuat di jalur musik EDM dunia. Siapa tahu ada berbagai kerjasama menarik ke depannya,” papar Eki. (f)


Topic

#KonserMusik

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?