Career
Aturan Kerja Tim (Part 2)

24 Oct 2012

Budaya kerja tim dalam perusahaan memang sudah nggak asing lagi. Tapi agar kerja tim bukan memanfaatkan rekan kerja dan bisa berjalan lancar, harus pakai aturan, dong. Diantaranya:

Atasi konflik
Sejak awal, konflik dalam kerja tim seharusnya bisa diminimalkan dengan pembagian tanggung jawab yang jelas.



"Bedakan porsi tanggung jawab berdasarkan kompetensi masing-masing anggota. Tapi kalau memang tingkatan atau bobot dalam tim sama, boleh saja membagi rata tanggung jawab tersebut," papar konsultan karier Bobby Hermanus.

Sekali lagi, hal tersebut adalah tanggung jawab pimpinan tim. Pemimpin jugalah yang harus piawai menyatukan semua pribadi jadi satu agar kompak. Namun, memang karena perbedaan budaya dan cara kerja masing-masing orang, semuanya membutuhkan waktu dan keterampilan pengorganisasian yang baik.

Kenali penjahatnya
Rekan setim ingin tampil melulu? Jangan dibiarkan. Sikapnya itu bisa merugikan kita dan rekan lain dalam tim. Menurut Bobby, memang bakal selalu ada orang yang ingin memonopoli.

"Nggak semua orang bisa dengan mudah patuh dan menghargai kesepakatan yang sudah ditetapkan, baik itu mengenai tugas maupun wewenang kerja. Untuk menghindarinya, pemimpin tim harus selalu memantau dinamika kerja anggotanya. Juga kita harus tegas dengan aturan-aturan yang sudah disepakati di awal," papar Bobby.

Selain tipe pemonopoli atau dominan, ada individu yang nggak bisa beradaptasi dengan budaya kerja tim. Ciri-cirinya: maunya kerja sendiri melulu, nggak mau terima masukan dan kritik, atau sulit masuk dengan rekan setim lainnya (dengan berbagai alasan). Tipe rekan seperti ini juga menghambat kerja tim.

"Supaya pekerjaan nggak terhambat, pastikan bahwa orang itu punya tujuan yang sama dengan anggota tim lain," jelas Bobby menyarankan.

Namun jangan menjauhinya, soalnya bisa jadi orang tersebut memang kurang mengerti dengan porsi tugasnya. Untuk mengatasinya, perlu diberi pelatihan atau konseling. Kalau tidak berubah juga, terapkan hukuman yang tegas sesuai aturan tim secara bertahap.

Nggak mempan juga? "Pertimbangakan, deh, apakah keberadaan orang tersebut dalam tim masih relevan atau tidak," lanjut Bobby.

Usir rasa malas
Saat lagi 'perang ide', kita diam seribu bahasa. Giliran kerja juga lambat banget. Boro-boro mengambil inisiatif buat bantuin rekan yang lain, pekerjaan sendiri saja nggak kelar-kelar.

Sifat malas dan egois bisa membuat anggota tim yang lain segan bekerja sama dengan kita. Apalagi jika kita nggak mau tunduk pada peraturan, kesannya seperti nggak menghargai kerja keras rekan yang lain. Makanya kita harus terus memacu diri dan bertanggung jawab pada hasil kerja tim.

Sadari juga kelemahan kita. Misalnya, nih, kita tipe yang blak-blakan kalau ngomong. Lihat-lihat dulu, deh, apakah rekan setim bisa menerima sifat kita tersebut. Kalau ternyata menyinggung rekan kerja yang lain, ada baiknya kita yang mengambil inisiatif untuk berubah. Atau, cari pendekatan berbeda. Itu baru namanya kerja tim. CC



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?