Trending Topic
Selalu Ada Kesempatan Kedua

8 Jul 2015


Faktor terpenting yang dapat membuat seseorang bertahan ketika diterpa isu negatif, baik itu yang kabar bohong belaka maupun yang terbukti kebenarannya, adalah self-identity dan personality yang kuat. Cara ia menghadapi isu negatif dan bangkit dari keterpurukan reputasi itu akan menunjukkan tingkat kematangan psikologisnya.
   
Memang, ketika kita tertimpa isu negatif, rasa-rasanya seluruh dunia mengetahui hal itu. Ke mana pun kita melangkah, kita selalu khawatir orang akan memandang kita dengan buruk. Masalahnya, kekhawatiran tersebut biasanya akan memengaruhi cara kita berperilaku sehingga terlihat janggal.

Padahal, belum tentu demikian. Ada sebagian orang yang mungkin tidak tahu, atau jika tahu pun mereka belum tentu memercayai atau memedulikannya. “Isu negatif biasanya hanya bertahan paling lama 4 bulan. Jadi tenang saja, dunia belumlah berakhir,” kata Tuti.
   
Baik Vera maupun Tuti sepakat, hal terpenting yang harus dilakukan ketika kita tertimpa isu negatif adalah melakukan introspeksi diri. Hal apa yang telah kita lakukan hingga digosipkan demikian. Tapi, jangan sibuk menyalahkan diri sendiri sehingga terjebak di dalam kubangan rasa bersalah. “Introspeksi diri berbeda dari menyalahkan diri sendiri. Ketika berintrospeksi, Anda melakukan serangkaian analisis atas kondisi internal dan eksternal yang bisa menempatkan Anda pada suatu kondisi,” papar Tuti.
   
Jika isu negatif terjadi di lingkungan bekerja, tidak ada langkah yang dapat berlaku umum karena penanganan terhadap isu negatif bergantung pada situasi dan budaya organisasinya. Di organisasi yang modern dengan budaya yang relaks dan dinamis, mungkin proses pemulihan dan rehabilitasi nama baik bisa lebih cepat dilakukan. Salah satu hal yang bisa Anda lakukan adalah mencari informasi dengan melakukan komunikasi intrapersonal dengan rekan sekerja. Tanyakan kepada mereka, kira-kira hal apa yang telah Anda lakukan hingga diberitakan demikian.

Namun, ingatlah bahwa Anda melakukan itu untuk mencari informasi dan bukan mengonfrontasi. Jadi, bersiaplah untuk mendapat jawaban sepahit apa pun dan jangan mudah terpancing emosi. “Tapi, untuk dapat melakukan itu, kita harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan memiliki kemampuan memengaruhi, membujuk, dan percaya diri.
   
Jika kemampuan komunikasi kita kurang baik, cukup buktikan dengan prestasi dan aktualisasi. Merasa tidak lagi mendapat ruang untuk mengaktualisasikan diri di kantor akibat kabar miring yang beredar? Jangan putus asa, masih ada ruang luas bagi kita untuk ‘tampil’ di luar kantor, seperti di organisasi atau komunitas profesi.
  
Jalin hubungan yang baik dengan klien atau pihak-pihak eksternal yang berhubungan dengan pekerjaan kita. Reputasi yang kita bangun di luar kantor dapat terdengar oleh rekan kerja atau atasan di kantor kita. Hal ini dapat membuat orang-orang di lingkungan kantor Anda kembali mempertimbangkan atau meragukan kebenaran isu-isu negatif yang menimpa Anda. Dan, reputasi Anda pun dapat dipulihkan.

Vera menyarankan, jika digosipkan isu-isu negatif yang di luar kemampuan Anda untuk memperbaiki diri, Anda wajib melakukan penyegaran atau pembaruan terhadap self-branding Anda. “Personal branding management penting untuk mengelola i-brand kita ketika kita terkena isu-isu negatif,” ungkapnya. (f)
   



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?