Trending Topic
Wanita: Agen Perubahan

13 Feb 2015

Di era milenial ini, dimana seharusnya manusia semakin modern dan berpikiran terbuka, gesekan antar agama, etnis tertentu, hingga ekonomi, justru semakin mudah terjadi. Keberagaman tidak lagi dilihat sebagai keindahan yang membangun perdamaian tapi perbedaan yang melebar. Bahkan beragam konflik ini tak jarang berujung pada kekerasan. Perbedaan bukan lagi menjadi rahmat, tapi menjadi titik permusuhan.
   
Dulu, sebagai prinsip negara, Pancasila dianggap ampuh menyelesaikan masalah dan konflik yang terjadi. Saat itu masyarakat relatif dapat lebih menerima perbedaan. Di sekolah tingkat dasar hingga SMA, cukup masif diajarkan tentang makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan budipekerti.
   
Dalam wacana ini wanita dianggap memiliki kekuatan besar sebagai agen perdamaian, mengajak bertoleransi dimulai dari dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekelilingnya. Wanita yang  sejatinya memuja keharmonisan akan mudah mentrasformasikan dirinya menjadi agen perdamaian dan toleransi.
   
Hal ini bisa digambarkan dengan istilah The Butterfly Effect dalam Chaos Theory, yang mengatakan bahwa kepakan sayap kupu-kupu yang terkesan lemah di pedalaman Amazon ternyata bisa menyebabkan terjadinya badai besar di Dallas, Amerika Serikat beberapa waktu kemudian. Apapun  yang dilakukan  seseorang akan memberi pengaruh kepada orang lain, baik kita menyadarinya atau tidak atau sekecil apapun peran yang dimilikinya.
   
Hal inilah yang akan menjadi perhatian The International Women’s Conference (IWC) yang akan digelar pada 4-6 April 2015, di Bali. IWC menyadari kemampuan wanita sebagai agen perubahan, dan peran penting mereka di seluruh aspek kehidupan di manapun di dunia. Wanita tak perlu menjadi Presiden, atau CEO untuk memimpin. Sebagai seorang istri dan ibu, wanita dapat membentuk keluarga dan lingkungan di sekitarnya.
   
Woman in Peace hanyalah satu dari topik yang akan dibicarakan di IWC nanti. Konferensi yang terdiri dari beberapa sesi ini juga akan fokus pada topik Women in Environment, Ethical Leadership, dan Social Media. Aneka topic menarik ini akan disampaikan oleh para pembicara yang andal di bidangnya.
   
IWC sendiri adalah konferensi yang terdiri dari beberapa diskusi panel menampilkan kontribusi penting wanita di bidang lingkungan, pembangunan berkelanjutan dan perdamaian.  Konferensi ini juga menyediakan platform global bagi wanita, terutama pembuat kebijakan, pengambil keputusan, serta opinion leaders, untuk berdialog dan bertukar pengalaman. Anda bisa menari info lebih lanjut di website www.iwc.artofliving.org
   
IWC diselenggarakan oleh The Art of Living Foundation. Yayasan yang didirikan 35 tahun lalu oleh Sri Sri Ravi Shankar di Bangalore, India ini berakar pada spirit bangsa India. Dimana di dalamnya terdapat nilai-nilai universal dan filosofis yang didapat melalu sarana latihan bernafas, olahraga, hingga makanan. The Art of Living telah hadir di lebih dari 140 negara, dengan aneka program dan inisiatif memerangi kemiskinan, serta konflik, di seluruh dunia. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?