Trending Topic
Urban Monk

13 Jan 2014



Mengikuti perkembangan gaya hidup, paranormal masa kini tak sedikit yang memanfaatkan teknologi digital. Para peramal milenium ini umumnya berusia muda, dipersenjatai gadget canggih seperti smartphone atau tablet. Ramai-ramai mereka ‘buka lapak’ di website, media sosial (Facebook dan Twitter), hingga berpromosi di situs deal semacam Disdus.com atau LivingSocial.co.id. Untuk sarana curhat klien, mereka menyediakan layanan live chat via messenger mulai dari Skype, Yahoo! Messenger, atau Blackberry Messenger dan Whatsapp.

Ardea Rhema Sikhar (32) misalnya, pembaca karakter berdasarkan horoskop ini cukup eksis di dunia maya. Awalnya, wanita yang biasa disapa Dea ini senang membaca karakter teman-temannya sebatas untuk fun saja. “Sekitar setahunan iseng membaca astrologi teman-teman, ternyata banyak benarnya. Lalu terpikir untuk dijadikan usaha,” ujarnya. 

Sekitar tahun 2012, ia mulai terpikir untuk mengomersialkan keahliannya di media sosial. Di bawah bendera Zodiak Gembira, ia memasarkan jasanya lewat Tumblr, Facebook, dan Twitter. Dea tidak meramalkan masa depan, tapi sebatas menguraikan karakter mulai dari ego, emosi, percintaan, komunikasi, hingga ambisi seseorang, yang disesuaikan berdasarkan chart zodiak mereka.

Untuk mendukung pemasaran jasa di internet, Dea sempat menggunakan jasa buzzer, yang juga teman-temannya sendiri. Bagi Dea, media sosial merupakan media promosi yang paling akrab. Dalam seminggu, Dea yang tinggal di Bandung ini rata-rata bisa menjaring 3-5 klien yang umumnya anak muda. Ia pun membuka kesempatan untuk konsultasi lanjutan setelah kliennya menerima hasil pembacaan, yang biasanya dilakukan lewat SMS.

Berbeda dengan Dea yang menggunakan online untuk mendapatkan klien, Brissa Eden (33) bermain di online bukan untuk memperluas pasar. Ahli membaca tarot, garis tangan, dan fengsui ini sudah berhasil menjaring tiga ribu orang, dari hasil ‘praktik’ selama kurang dari dua tahun menjadi peramal di bilangan Melawai, Jakarta Selatan. Selain menerima konsultasi personal, Brissa juga menawarkan jasa konsultasi pasar modal dan kelas pengembangan diri.

Pelanggannya pun berasal dari latar belakang beragam, mulai dari anak remaja, pejabat, hingga orang-orang asing dari Australia, Belanda, dan Italia, bahkan orang Korea dan Jepang sengaja membawa penerjemah saat berkonsultasi.

“Saya memasarkan jasa lewat internet sejak saya ingin pindah dari Jakarta,” tutur Brissa yang kini bermukim di Ubud, Bali. “Sejak menggunakan website, saya juga menggunakan jasa konsultasi lewat pesan singkat untuk mereka yang tinggal di luar Jakarta,” tambah pemilik situs b4concept.wordpress.com ini.

Brissa juga menyediakan layanan konsultasi jarak jauh. Klien diberi keleluasaan untuk menentukan sendiri seberapa lama ingin berkonsultasi dengannya lewat Yahoo! Messenger, Google Talk, atau Skype, setelah sebelumnya mengirimkan daftar pertanyaan dan mentransfer biaya konsultasi sebesar Rp300.000 atau 50 dolar AS per jam (dalam bahasa Inggris).

Jika dulu, saat masih praktik di Melawai, ia bisa menangani hingga 20 klien dalam sehari, kini Brissa membatasi waktunya untuk konsultasi maksimal 4 jam dalam sehari. “Dunia reading itu menyita banyak energi sehingga sekarang saya lebih selektif,” katanya. Demi mengasah ketajaman intuisinya, Brissa pun rajin melakukan meditasi dan membaca mantra-mantra.

Ada pula paranormal seperti Citra Prima (36) yang menjadi host di program mistik Masih Dunia Lain di televisi. Dengan sepatu boot, dandanan keren, jauh dari kesan mistis, Citra --yang punya panggilan Nyah Geni dan dijuluki Urban Monk-- langsung merebut hati kalangan muda. Twitter-nya, @citraprima, di-follow oleh lebih dari 54.000 akun.

Lain lagi dengan Yuki Anindya Putri (25) yang punya keahlian membaca aura. Ia membuka diri untuk berkomunikasi via Twitter-nya, @hippiemeister, dan e-mail. “Biasanya, klien yang bertanya karena mereka galau merasa ada yang kurang dalam hidup,” ujar Yuki, yang kebanyakan kliennya berusia 30-an. Tarif Yuki untuk konsultasi 1- 1,5 jam adalah Rp250.000 - Rp300.000 per orang.(REYNETTE FAUSTO, PUJI MAHARANI)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?