Trending Topic
Tri Rismaharini Di Jalur Pengabdian

18 Feb 2014



Meniti karier di birokrasi selama 25 tahun tak membuat Tri Rismaharini (52) memilih zona nyaman. Baginya, jabatan sebagai Wali Kota Surabaya yang diembannya sejak 2010, dimaknai sebagai amanah. “Ini bukan sekadar jabatan, tapi ada kewajiban yang luar biasa besar yang harus saya pertanggungjawabkan kelak di hadapan Tuhan,” ujar Risma, yang pernah masuk salah satu nominasi Wali Kota Terbaik di Dunia tahun 2012.
Alasan yang sama, yang membuatnya jauh dari ambisi politik.
        
“Saya tak punya ambisi politik. Entah itu untuk menjadi wali kota, gubernur, atau presiden sekalipun. Itu adalah tanggung jawab yang sangat besar. Bukan sekadar bagaimana memecahkan masalah banjir atau membenahi kota, tapi tentang bagaimana membuat warga bisa berkembang dan menjadi lebih sukses,” tutur Risma.
       
Impiannya di masa jabatannya ini adalah membuat warga Surabaya lebih sejahtera. Selain itu, ia juga bermimpi anak-anak Kota Surabaya punya pendidikan baik, dan bisa menguasai perekonomian Surabaya. Hal yang ia terapkan lewat membangun dan memperindah taman-taman kota, membina anak-anak nakal, dan razia anak ke tempat hiburan.
           
Ia percaya, tugas sebagai pemimpin, selain menata kota, juga menata manusianya. Suatu kota bisa berhasil jika mempunyai sumber daya manusia yang bagus dan kreatif.  Wanita, salah satunya. Risma yang terngiang ungkapan pendiri Bank Grameen, Muhamad Yunus, pernah mengatakan, jika ingin perekonomian suatu daerah berhasil, ajaklah kaum wanita. Risma memahami, wanita punya beban berat dalam struktur masyarakat kita yang masih patriarkat. Ia punya program yang fokus untuk  kesejahteraan gender. Di antaranya, bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan anaknya, masuk dalam program perlindungan Pemkot Surabaya.
        
Keseriusannya memberdayakan wanita juga terlihat dengan diadakannya festival pasar dan pahlawan UKM di  tiap kecamatan secara bergiliran. Usaha kecil para wanita –yang sekarang jumlahnya mencapai 1.200-- ini dibinanya hingga berkembang.
Namun, sesibuk apa pun istri dari Djoko Saptoadji ini, ia tetaplah sosok istri yang menempatkan suami sebagai kepala keluarga.  Di rumah, ia adalah seorang ibu yang tetap mengontrol kedua anaknya, Fuad Benardi dan Tantri Gunarni, meski mereka saat ini sudah menjadi mahasiswa.
         
Risma bercerita, ia juga mengajarkan kesederhanaan kepada anak-anaknya. Setelah ia menjabat sebagai wali kota, anaknya pernah  bertanya, “Ma, rumah kita kan kecil, kenapa enggak beli rumah yang lebih besar?” Risma pun menjawab, “Mama dapat uang dari mana? Kamu tahu enggak berapa gaji wali kota? Banyak orang lain yang hidupnya masih kekurangan.”  
        
Profesi sebagai ‘pelayan’ warga Surabaya sudah ia tanamkan kepada keluarganya. “Risiko menjadi wali kota memang seperti ini. Saya bukan lagi milik keluarga saja. Saya sudah milik warga Surabaya. Saya tidak boleh mementingkan diri sendiri,” ujar Risma, yang bersyukur sejak awal mendapat dukungan penuh dari suami.
        
“Suami saya juga mengatakan, ‘Kamu harus bersyukur diberikan Tuhan kesempatan bisa menolong orang lain. Tidak semua orang mendapat kesempatan untuk menolong orang lain.’ Prinsip itu yang saya pakai,” tuturnya. (f) 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?