Ibarat sebuah rumah. Pusat perbelanjaan menjadi living room berukuran raksasa. Tempat
dimana aktivitas keluarga berlangsung. Tempat kumpul keluarga sambil menikmati hidangan lezat, tempat mencari hiburan dan bermain dengan anak, bahkan menambah pengetahuan.
Menurut Handaka Santosa, Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), saat ini terdapat 254 pusat perbelanjaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Jakarta terdapat 78 pusat perbelanjaan, yang bersaing ketat menarik minat pengunjung. Kondisi ini, menurut Handaka, mendorong tumbuhnya persaingan antarmal untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk pengunjung. Berdirinya pusat perbelanjaan di berbagai pusat kota memang dekat dengan gaya hidup masyarakat urban. Pusat perbelanjaan bukan lagi sebagai tempat belanja, namun sudah menjadi center point berbagai aktivitas.
Bagi pengunjung, kenyamanan selama berada di pusat perbelanjaan memang menjadi prasyarat utama. Hal ini diakui pula oleh Handaka. “Secara umum, orang datang ke mal untuk bersenang-senang, jadi mereka mengharapkan mendapatkan kenyamanan. Mal pun berlomba-lomba memberikan berbagai fasilitas untuk menarik pengunjung, termasuk jumlah tenant yang banyak dan beragam,” katanya.
Untuk mengetahui seperti apa kebutuhan pengunjung pusat perbelanjaan, tahun 2012, MarkPlus Insight sempat melakukan survei dengan menggunakan 2 aspek yaitu aspek fisik dan aspek hospitality.
Aspek fisik seperti kondisi di sekitar shopping mall, parkir, atrium, lift dan eskalator, ATM center, area hijau, signage, maternity room, tempat ibadah, toilet, children playground, dan foodcourt. Sedangkan untuk aspek hospitality menyangkut keamanan, customer service, cleaning service, petugas lift, petugas parkir, petugas toilet, dan petugas di foodcourt. Mal yang mendapatkan skor tertinggi untuk berbagai faktor tersebut, menjadi idaman bagi pengunjung karena merasa semua kebutuhannya terpenuhi.
FAUNDA LISWIJAYANTI
