Trending Topic
Tak Hanya Ayah Baru

27 Aug 2013

Daddy blues dan Paternal postnatal depression (PPND) sendiri tidak hanya dialami ayah baru, tapi juga pria pada kelahiran anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Simak saja pengalaman M. Sutejo (43), pengusaha, Malang, saat menghadapi kehadiran si kembar, anak keempat  dan kelimanya. Awalnya, kelahiran putra kembarnya ini disambutnya antusias. Apalagi, tiga anak pertamanya perempuan. Jadi, Sutejo memang sangat mendambakan kehadiran anak laki-laki.
   
Namun, 'badai' itu akhirnya datang ketika ia, istri, dan kedua bayi kembarnya pulang dari rumah sakit. "Saya benar-benar stres melihat kericuhan yang terjadi. Kalau satu nangis minta minum susu, yang lain akan ikut nangis juga. Apalagi saat itu ASI istri saya tidak keluar. Alhasil, si kembar harus minum susu formula. Stres  makin menjadi saat saya melihat istri  membuat dua botol susu sekaligus diiringi tangisan si kembar. Kepala rasanya mau pecah," ungkap Sutejo.
   
Memang, kehadiran dua anak sekaligus di tengah keluarganya yang sudah memiliki  tiga anak membuat Sutejo kaget. Ternyata, pengalamannya menghadapi tiga kelahiran anak sebelumnya tidak membuatnya lebih siap menghadapi perubahan ini. "Tekanan yang dihadapinya mungkin jadi berlipat ganda karena anaknya kembar, plus dia juga sudah memiliki tiga anak yang masih kecil," komentar Hadi.
   
Masalah terbesar yang Sutejo hadapi adalah kurangnya waktu tidur akibat bayi yang sering terbangun dan menangis di malam hari. "Setelah lelah bekerja seharian, saya butuh istirahat. Tapi, pas lagi enak-enaknya tidur, tiba-tiba si kembar menangis kencang sekali. Dalam situasi seperti itu, rasanya ingin marah saja. Saya jadi sering sakit kepala dan sulit berkonsentrasi saat bekerja," lanjut Sutejo.
   
Menurut Hadi, kurangnya waktu istirahat dan tidur memang salah satu penyebab PPND. Karena, ketika kita kurang tidur, aktivitas pada bagian otak yang mengatur emosi (amygdala) akan meningkat, sedangkan aktivitas pada bagian otak yang mengatur pola pikir rasional (prefrontal cortex) akan menurun. Akibatnya, kita akan mudah merasa kesal dan stres.
   
Selain itu, ada beberapa faktor lain penyebab PPND, antara lain:
  1. Latar belakang personal maupun latar belakang keluarga terhadap depresi. Orang yang sebelumnya pernah depresi atau ada anggota keluarganya yang pernah depresi berisiko mengalami PPND yang lebih besar. Ini karena kemampuan mereka mengatasi tekanan dalam kehidupan tidak cukup baik.
  2. Kurangnya dukungan dari pasangan, keluarga, maupun lingkungan sosialnya terhadap peran barunya sebagai ayah serta usahanya beradaptasi dengan peran baru tersebut.
  3. Hubungan yang kurang baik dengan pasangan. Keduanya sama-sama tertekan menjalani peran barunya sebagai orang tua dan menghadapi perubahan-perubahan dalam hidup akibat kelahiran bayi mereka. Selain itu, hubungan keduanya sebelum anak lahir pun sudah kurang optimal.
  4. Kurangnya persiapan menjadi orang tua, baik itu persiapan mental maupun materi. Hal ini umumnya terjadi pada pasangan usia muda atau yang kelahirannya tidak direncanakan.
  5. Faktor hormonal. Ketika seorang pria menjadi orang tua, tingkat hormon testosteronnya menurun, sementara tingkat hormon estrogennya meningkat. Perubahan hormon tersebut membuatnya menjadi lebih emosional dan kondisi fisiknya pun menurun, sehingga ia menjadi lebih cepat capek.
  6. Pasangannya juga mengalami postpartum depression, sehingga sang suami menjadi lebih rentan mengalami PPND.
  7. Faktor-faktor tekanan lainnya yang saling memengaruhi, seperti masalah pekerjaan atau finansial. Masalah-masalah ini membuatnya mengalami tekanan hidup yang lebih tinggi. Makin tinggi kadar tekanan yang dialaminya berbarengan dengan kehadiran bayi baru dalam keluarganya, maka  makin rentan ia mengalami PPND. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?