Trending Topic
Suara yang Berharga

30 Mar 2014

Bukan omong kosong lagi ketika ada yang mengatakan bahwa siapa pun bisa menjadi agen perubahan. Hal ini dibuktikan oleh fenomena yang muncul beberapa waktu belakangan. Belasan, bahkan puluhan petisi yang dimulai secara individual berhasil menjaring dukungan berupa ribuan tanda tangan dalam waktu yang terbilang singkat. Meski sepenuhnya terjadi di online, gaungnya sampai ke dunia offline, memengaruhi berbagai kebijakan pemerintah dan swasta yang dirasa merugikan masyarakat dan lingkungan.

Sebuah sekolah yang membina sekitar 3.000 anak jalanan di Depok secara gratis mendadak akan digusur! Alasannya, lahannya akan dibuat terminal, apartemen, dan pusat perbelanjaan. Bahwa faktanya sekolah ini telah menghasilkan siswa-siswi berprestasi yang berhasil meraih beasiswa perguruan tinggi negeri, sama sekali tidak digubris. Setelah melayangkan petisi dan mendapatkan 1.821 tanda tangan, Pemkot Depok pun membatalkan penggusuran sekolah tersebut.
   
Ada lagi kisah menyedihkan yang dialami dua orang penyandang disabilitas. Ketika Trian ingin membuka rekening di sebuah bank swasta, ia ditolak petugas tanpa alasan jelas. Setelah mengumpulkan 4.187 tanda tangan, Trian berhasil mengubah kebijakan bank tersebut yang mempersulit tunanetra untuk menjadi nasabah. Sama halnya dengan Cucu Saidah, pemakai kursi roda, yang mengumpulkan 1.761 tanda tangan dan berhasil mengubah kebijakan sebuah maskapai penerbangan terhadap penyandang disabilitas.
   
Jumlah tanda tangan di atas belum seberapa bila dibandingkan dengan jumlah tanda tangan yang diperoleh Wilwatikta, Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, dan Jaringan Pelestarian Majapahit. Mereka mengumpulkan 10.306 tanda tangan, membawanya ke Bupati Mojokerto dan Gubernur Jawa Timur, dan sukses menggagalkan pembangunan pabrik baja di Trowulan, kawasan yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Majapahit.
  
Angka yang lebih fantastis lagi dikumpulkan oleh WWF Indonesia, yang sejak dulu telah giat menyuarakan penyelamatan hiu. Didukung banyak pihak, terutama selebritas dan figur publik dari berbagai bidang, WWF menyerukan untuk berhenti mengonsumsi sirip hiu dan mengajak para pebisnis untuk berhenti mendistribusikan produk hiu. Setelah mengumpulkan 12.034 tanda tangan, salah satu maskapai penerbangan domestik menghentikan kargo produk hiu yang bisa mencapai 36 ton per tahunnya.
   
Menurut Arief Aziz, co-founder Change.org Indonesia, platform tempat petisi-petisi ini dibuat, dari sekitar 440.000 anggota tercatat ada 922 petisi yang digagas di sepanjang tahun 2013. Tema yang terbanyak adalah hak asasi manusia, lingkungan, dan pendidikan. Sekitar 76% petisi dibuat oleh lembaga, 24% dibuat oleh perorangan.

Kategori petisi yang paling banyak menjaring tanda tangan adalah hak asasi binatang (337.907), lingkungan (134.635), hak asasi manusia (65.647), kesehatan (21.060), dan kebudayaan (18.929). Dari data ini Arief mengungkapkan bahwa tanda tangan terbanyak justru terdapat pada isu kesejahteraan satwa, terutama dengan banyaknya kejadian tragis yang menimpa satwa di tahun 2013.

“Tiga petisi dengan dukungan terbanyak adalah kematian gajah yang gadingnya hilang di Aceh, sirkus keliling lumba-lumba yang hanya ada di Indonesia, dan kesejahteraan hidup satwa di Kebun Binatang Surabaya,” ungkap Arief.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?