Family
Sekolah Bola Anak: Mencetak Bintang

7 Aug 2013


Naiknya pamor olahraga sepak bola semakin mendongkrak popularitas soccer school di Indonesia. Apalagi jika akademi sepak bola tersebut punya lisensi internasional yang tak hanya mengajarkan teknik bermain bola kelas dunia, tetapi juga fasilitas tambahan. Sebut saja soccer camp, coaching clinic, hingga tur ke stadium-stadium ternama di Eropa dan Amerika Selatan. Alhasil, bersekolah di akademi sepak bola berlisensi kini menjadi kebanggaan tersendiri.

Sore itu, langit cerah. Di atas hamparan rumput hijau yang membentang, sekelompok anak-anak tengah berlarian gembira sambil menggiring bola. Sesekali, mereka beradu atraksi memperlihatkan kemampuan dalam memainkan dan mengoper si bundar. Tak jauh dari situ, di bagian tribun, terlihat ibu-ibu yang sedang duduk bersantai sambil berteriak memberikan semangat kepada anak-anaknya.

Seperti itulah aktivitas yang biasa terjadi pada sore hari di lapangan sepak bola yang terletak di kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Di sana, berdiri sebuah sekolah sepak bola berlisensi dari Argentina, yakni Boca Juniors Football School Indonesia (BJFSI). Di tanah kelahirannya, Argentina, Boca Juniors Football School telah melahirkan pemain-pemain bola ternama seperti Diego Maradona, Gabriel Batistuta, ataupun Carlos Tevez.
   
Sebagai sekolah sepak bola anak-anak yang memiliki lisensi langsung dari Boca pusat, BJFSI memberikan beragam fasilitas khusus, termasuk mendatangkan pelatih dari Boca Juniors Argentina yang telah berpengalaman mengajar sepak bola anak-anak. Begitu juga dengan kurikulum dan metode pengajaran yang diberikan, semuanya mengacu pada Boca Juniors pusat. “Meski begitu, kurikulum dan metode pengajaran tetap kami sesuaikan dengan karakter pemain Indonesia,” Tini Indriani, Public Relation Manager BJFSI, menjelaskan.
 
Mereka juga memiliki program internasional hasil kerjasama dengan Boca Argentina, yang diberikan kepada murid-muridnya yang memang berbakat dan punya passion besar di dunia sepak bola. “Sekolah ini juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk bisa berlatih langsung dan bermain di klub Boca Juniors Argentina.  
   
Tak berbeda dengan Arsenal Soccer School Indonesia (SSI) yang berlokasi di Ciputat. Berdiri sejak 2007, Arsenal SSI juga punya standar internasional, terutama dalam hal merekrut pelatih asing. “Semua pelatih yang ada di sekolah kami, harus memiliki sertifikasi pelatih dari PSSI, minimal lisensi D, yaitu sertifikasi pelatih pemula,” ujar Nina Raganatha, General Manager Arsenal SSI.
   
Setiap 6 bulan sekali, Arsenal SSI mendatangkan kepala pelatih atau head coach dari Arsenal London untuk memberikan coaching clinic kepada pelatih Arsenal SSI. Tak lupa, mereka juga melakukan evaluasi, yaitu melihat secara langsung latihan para anak didik Arsenal SSI. “Pelatih dari Arsenal London juga melakukan review kedisiplinan untuk setiap pelatih dan siswa. Hal-hal seperti keseragaman kostum, sepatu, dan kaos kaki juga menjadi perhatian mereka,” tutur Nina.

Lalu, adakah kemungkinan bagi siswa Arsenal SSI untuk menjadi pemain di klub Arsenal, London, yang telah melahirkan pemain bola papan atas seperti Robin van Persie dan Cesc Fabregas itu? “Mungkin saja. Tapi tergantung dari masing-masing anak yang kami bina. Bila memang ada anak yang benar-benar berbakat, bisa kami rekomendasikan untuk mengikuti seleksi pemain Arsenal di London,” jelas Nina.    

Hal yang sama juga diterapkan Brazillian Soccer Schools Indonesia (BSS). Sekolah sepak bola yang berdiri sejak 2011 ini memadukan antara teknik sepak bola dari Brazil dan Inggris. BSS Inggris sendiri telah berhasil  melahirkan pemain-pemain brilian kenamaan seperti Michael Owen, Wayne Rooney, dan Theo Walcott.
“Brazilian Soccer Schools memang berpusat di Inggris, yang dikenal memiliki atmosfer sepak bola modern. Tetapi, kami juga menggunakan metode permainan bola tradisional khas Brazil, yang memfokuskan pada skill individu pemain,” ujar Muhammad Santoso, Managing Director BSS Indonesia.

Ketrampilan individu memang menjadi perhatian utama BSS Indonesia, yang merupakan franchise yang ke-21 di dunia. Menurutnya, Alken, salah satu pelatih di sana, skill pemain dapat dimatangkan lewat latihan teknik-teknik dasar bermain bola seperti passing, dribbling, dan juggling yang berfungsi untuk melatih kontrol bola. “Jadi, latihan teknik dasar tersebut kami maksimalkan dengan cara selalu melibatkan bola. Bahkan, latihan fisik pun juga harus menggunakan bola. Ini dilakukan agar siswa menjadi lebih luwes saat memainkan bola,” jelasnya. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?