Trending Topic
Perpisahan Manis Getir

28 Oct 2013


Memang, dari sekitar 25.000 bayi hasil surrogacy yang dilahirkan di India, tak semuanya memiliki kisah tragis. Tak sedikit ibu pengganti yang mengaku hidupnya menjadi lebih baik sejak mendapatkan uang hasil surrogacy. Mereka mampu memberi penghidupan keluarganya dengan layak, membiayai sekolah anak-anak kandung mereka, bahkan membeli rumah.

Di klinik-klinik fertilitas yang cukup terpadu, umumnya ibu pengganti diberikan konseling dan disiapkan secara fisik dan mental untuk berpisah dari bayinya kelak. Klinik-klinik yang cukup besar memperbolehkan mereka tinggal selama beberapa bulan terakhir kehamilannya. Di sana, mereka diberi pelatihan tentang menjaga kesehatan dan pentingnya asupan nutrisi untuk si jabang bayi selama dalam kandungan.

Meskipun bukan anak  secara biologis, wajar bila ibu pengganti memiliki keterikatan batin dengan bayi yang ia kandung selama 9 bulan itu. Ada banyak spekulasi tentang bagaimana umumnya hubungan antara seorang ibu pengganti dengan bayi yang dikandungnya setelah lahir. Namun, karena sampai sekarang belum ada peraturan yang jelas mengenai masalah ini, semuanya tergantung dari kebijakan klinik serta keinginan sang ibu pengganti dan orang tua biologis bayi.
   
Yang menarik, dalam banyak kasus, ibu-ibu pengganti ini tidak terlalu mengalami kesulitan berpisah dari bayinya. Seperti yang terjadi pada Seita Thapa, seorang ibu pengganti berusia 30 tahun dari Darjeeling. “Begitu ia lahir, saya sengaja tidak mau melihatnya,” kenang Seita, tentang kelahiran Lili, yang kini sudah berusia 1 tahun dan tinggal di Australia. Seita melahirkan bayi perempuan itu di klinik Surrogacy Centre India (SCI) untuk pasangan homoseksual yang menggunakan donatur sel telur.

Menurut dr. Shivani Sachdev Gour, Direktur SCI, ibu-ibu pengganti yang mereka rekrut justru tidak pernah berkeinginan memiliki bayinya. Banyak dari mereka yang berasal dari keluarga miskin sehingga sudah cukup kesulitan untuk menghidupi anak-anak kandungnya sendiri. “Mereka tidak ingin menambah anggota keluarga lagi,” katanya. Sejak dibuka tahun 2008 hingga 2012, SCI telah melahirkan 291 bayi yang kini bermukim di Kanada, Australia, Jepang, Norwegia, dan Brasil.
   
Diwawancara ketika sedang bersiap untuk prosedur surrogacy keduanya di SCI, Seita mengaku memutuskan menjadi ibu pengganti untuk membiayai sekolah kedua anak remajanya di kampung halaman. Semasa kehamilan, Seita (ditemani suaminya) tinggal bersama seratusan ibu pengganti lainnya di sebuah mess yang disediakan SCI di New Delhi. “Saya melakukan ini karena ingin membantu orang tua yang tidak bisa memiliki anak. Saya merasa seperti bagian dari keluarga mereka. Sang bayi dan orang tuanya akan selalu dalam doa saya selamanya,” ujar Seita, dengan mata berkaca-kaca.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?