Trending Topic
Panduan Pintar Smartphone untuk Anak

15 Apr 2012

Ada yang bilang anak-anak zaman sekarang (digital native) lebih pintar soal gadget dan tekonologi daripada orang tuanya (digital immigrant). Sebaiknya Anda jangan pasrah saja dengan anggapan ini. Sebab keamanan anak baik di dunia nyata maupun di dunia maya adalah tanggung jawab orang tuanya.

Nukman Luthfie, online strategist dan CEO Virtual Consulting melihat batasan umur seorang anak boleh memiliki smartphone dan memiliki privasi adalah minimal 13 tahun. Berdasarkan faktor keamanan dan psikologi anak, usia yang sama ditentukan Undang-Undang Perlindungan Privasi Online Anak di Amerika Serikat sebagai batasan seseorang untuk mendaftar atau memiliki akun media sosial.

Kenyataannya, pengguna smartphone dan tablet kini semakin muda. Orang tua perlu memilah informasi apa saja tentang bahaya dunia internet yang perlu diberikan pada anak pada usia tertentu, anak-anak (6-10 tahun) dan pra remaja (10 tahun ke atas). Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan.

1. Jadilah digital parent
Jangan jadikan teknologi canggih sebagai momok. Sebelum membelikan anak Blackberry, misalnya, Anda harus menguasai dulu hal-hal apa yang bisa dilakukan smartphone canggih ini. Ajak anak untuk menunjukkan pada Anda aplikasi atau games yang sedang ia gemari. Sebelumnya, cari tahu tentang aplikasi yang sedang populer supaya Anda bisa memancing diskusi dengannya tentang apa yang bagus dan tidak. Jadikan saat ini sebagai salah satu quality time dengannya. Dunia online adalah tempat bermain anak. Anda juga perlu menjadi bagian dari aktivitas digital anak. Jika anak Anda aktif di media sosial, tapi Anda belum punya akun media sosial, buat sekarang juga.

2. Pilih sesuai kebutuhan
Ada banyak pilihan ponsel. Menurut Nukman, sebainya anak di bawah usia 13 tahun tidak perlu dibelikan smartphone, cukup ponsel low end yang hanya bisa untuk SMS dan telepon, atau mendengarkan lagu saja. Paket data mobile internet yang ditawarkan operator seluler juga banyak ragamnya, tidak hanya paket unlimited. Untuk anak, Anda bisa memilihkan paket hemat, misalnya, hanya memberi akses pada chat atau media sosial saja di smartphone mereka, tanpa fitur browsing. Pilihan ini, selain murah juga aman.

3. Batasan waktu
Tentukan kapan dan berapa lama anak bisa berinternet lewat smartphone dan gadget-nya. Ingatkan, anak masih punya banyak aktivitas lain selain berinternet. Namun, pastikan juga Anda sendiri tidak terlalu asyik dengan gadget di rumah saat sedang bersama anak.

4. Pasang password
Fitur password ada di hampir setiap ponsel. Minta anak memasangnya supaya kalau ponselnya hilang, nomor telepon dan data penting lainnya tidak bisa diakses orang lain.

5. Pasang restrictions
Pada smartphone bersistem Android atau iOS, pemakai bisa mengatur restriction atau larangan penggunaan aplikasi tertentu menurut tingkat kedewasaannya. Jika dinyalakan, aplikasi-aplikasi tersebut tidak bisa diunduh, dibuka, atau diakses. Untuk iOS, pilih settings – general – restrictions – enable restrictions. Untuk Android, pilih market app – settings – content filtering – maturity level – lock atau set/change PIN. Dalam hal ini Anda bisa mengatur restrictions untuk aplikasi browser atau YouTube (video).

6. Aplikasi gratis dan berbayar
Kebanyakan, aplikasi game favorit anak tersedia gratis di Android Market. Namun, untuk aplikasi iOS pada iPad dan iPhone, kebanyakan aplikasi game berbayar. Untuk mengunduhnya, Anda harus membuka akun iTunes melalui App Store yang dapat diakses dengan password. Ada dua cara untuk berbelanja aplikasi di iTunes, memakai kartu kredit atau voucher belanja App Store. Apapun caranya, orang tua harus menentukan apakah anak bisa mengunduh aplikasi tanpa sepengetahuan Anda atau tidak. Sebaiknya, Anda memilih akun dengan voucher berjumlah tertentu, supaya unduhan anak dapat dikontrol.

7. Halau konten negatif
Tergantung usia anak, Anda bisa menentukan apakah akan memberi kebebsan penuh, atau sesekali mengecek kegiatan anak di smartphone atau tabletnya. Bagi Anda yang ingin memiliki kontrol penuh, tersedia aplikasi bantuan untuk parental control yang dapat digunakan. Telepon, SMS, MMS, surel, foto, dan video yang diterima dan dikirim dari ponsel anak bisa dipantau melalui aplikasi tertentu yang diunduh secara terpisah (lihat boks).

8. Simpan history chat
Jika anak sudah mulai merambah dunia chatting, orang tua perlu memberi pengertian bahwa anak anak tidak bisa ngobrol dengan sembarang orang tidak dikenal. Pada dasarnya, sama seperti di dunia nyata saja. Anak tetap harus berprilaku sopan saat berbincang dengan teman-temannya. Pada aplikasi messenger seperti (MSN) Live Messenger atay Yahoo Messenger, dan BBM terdapat fitur history chat. Anda bisa memilih ingin menyimpan percakapan atau tidak.

Untuk Blackberry Messenger, selain dengan memeriksa history chat langsung lewat ponselnya, tidak ada cara lain untuk melihat percakapan BBM selain secara berkala mengecek ponselnya.

9. Bahaya pornografi
Pornografi memicu hormon dopamin pada otak manusia, yang dapat mengganggu kemampuan analisis, pemahaman, dan hati nurani. Karenanya, risiko dunia digital seperti sexting (mengirim konten vulgar melalui ponsel), perlu dijelaskan kepada anak. Namun, menjelaskan tentang hal-hal yang termasuk dalam kategori pornografi, orang tua perlu memperhatikan usia anak.

10. Kenali game anak
Ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis online game yang dimainkan anak, baik yang dimainkan melalui website atau yang diunduh ke ponsel.  Anda dapat memeriksanya melalui situs-situs games review di internet.

11. Berteman di dunia maya
Menjadi friend atau follower anak membantu Anda mengetahui kegiatan dan teman-temannya di online. Hindari twitwar dengan anak memarahi atau mengomentari sesuatu yang dapat membuat anak malu di online. Ajak anak untuk mengenalkan teman-teman online-nya juga kepada kita. Sebaliknya, Anda juga tidak boleh menolak kalau anak ingin melihat sekilas aktivitas dan teman-teman orang tuanya di media sosial.

12. Bijak di media sosial
Memasang status atau foto yang sifatnya detail dan pribadi adalah tindakan yang berisiko. Beri pengertian kepada anak tentang bahayanya mengumbar hal-hal pribadi di media sosial. Terutama untuk anak pra-remaja, ingatkan tentang bahaya mem-post atau mengirim foto-foto bagian tubuh pada orang lain.

13. Optimalkan privacy settings
Pelajari privacy setting di Facebook untuk memilih hal-hal apa saja yang bisa dilihat oleh siapa saja. Anda juga bisa memilih antara akun private atau public di Twitter anak dari menu settings.

14. Waspadai cyberbullying
Cyberbullying (pelecehan,  memalak) adalah risiko yang bisa dihadapi anak yang aktif di media sosial. Ada baiknya anak diberi pengertian soal bahayanya dan cara untuk menghadapinya.
Jika anak menjadi korban, ingatkan untuk tidak membalas pelaku sama sekali. Kalau hal ini terjadi saat chatting, segera tinggalkan chat room dan segera blok pelaku dari akun anak. Kalau memungkinkan, simpan buktinya untuk dilaporkan ke pihak yang bisa membantu.

15. Bahaya check-in
Aplikasi untuk check-in lokasi di Facebook, Foursquare, Koprol, atau Path sebaiknya tidak digunakan anak. Beri tahu risiko penguntitan atau penculikan jika banyak orang tahu setiap jejak anak sehari-harinya.

Primarita S. Smita




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?