Family
Kisah Para Mama Aktivis Sekolah, Benarkah Menyulut Kecemburuan?

30 Oct 2016


Foto: Fotosearch

Kumpulan mama ‘aktivis’ ini terkadang bikin orang tua lain yang jarang ke sekolah jadi cemburu. Bagaimana tidak, mereka punya energi dan waktu lebih untuk mendampingi anak, membawakan bekal (masakan sendiri), dan memberi perhatian penuh pada anak.

Belum lagi, mereka punya akses lebih dekat ke pihak sekolah. Mengenal semua orang di sekolah, dan tak heran  mereka selalu menjadi pihak yang tahu lebih dulu soal semua informasi terbaru dari guru dan sekolah.

Di sisi lain, kekompakan dan kedekatan mereka juga patut membuat iri para mama lain. Mereka yang tak bergabung  jadi sungkan untuk bergaul dengan kelompok itu, dan sebaliknya. “Terus terang, saya juga mengalaminya sendiri. Jika ada orang baru, kalau enggak pandai membawa diri, biasanya sulit masuk ke kelompok ini,” jelas psikolog Anna Surti Ariani.
   
Selain dicemburui, ada juga para mama yang akhirnya membentuk geng sendiri-sendiri. “Yang enggak enak  kalau antar-geng terjadi permusuhan atau persaingan,” kata psikolog yang akrab disapa Nina ini.  Permusuhan antarkelompok ini biasanya terjadi lebih karena saling tidak puas. “Misalnya, kelompok A mengusulkan mengganti makanan di kantin  karena tidak enak. Padahal, dulunya yang mengusulkan menu makanan tersebut rekomendasi dari kelompok B. Secara tidak langsung terjadi permusuhan,” ujar Nina.
   
Lebih lanjut, Nina menambahkan, ketika para mama bertengkar, biasanya pressure-nya menjadi besar. Masing-masing pihak saling meniupkan gosip, menjelek-jelekkan pihak lain. “Yang lebih parah, kalau saat mamanya bermasalah, eh, anaknya jadi ikutan berkonflik,” sindir Nina.  
   
Tapi, jika ditelusuri, sebenarnya keberadaan para ‘aktivis’ sekolah itu ada banyak manfaatnya. Keberadaan mereka lebih dari sekadar ngerumpi, arisan, dan berbaju dress code tertentu. Terlebih lagi, mereka yang tergabung dalam komite. Kalau mau jujur, menjadi anggota komite adalah pekerjaan berat.
    
Mengenai hal ini, Managing Director Sekolah HighScope Indonesia, Antarina S.F Amir memahami, mengorganisasi orang tua di sekolah memang tidak mudah. Ada saja pihak yang menentang dan menganggap komite itu tidak perlu. “Karenanya, kami amat menghargai orang tua yang mau ikut sibuk menjadi pengurus,” ujar Antarina. (f)
   


Topic

#SekolahAnak

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?