Trending Topic
Menyetir Ramah & Sehat

28 Aug 2013


“Eco driving juga terkait dengan kemampuan pengendara menyelaraskan kedalaman pedal gas dengan tepat. Pedal gas yang diinjak berlebihan atau kurang dalam  efeknya sama, yakni pemborosan bahan bakar,” ujarnya. Teknik ini, menurut Sony Hew, tuner racing car nasional dan direktur Amiaw Motor Sport (AMS), juga mengajak para pengendara, terutama wanita, mengemudikan mobil dengan lebih terkontrol, berhati-hati, relaks, tanpa rasa panik. “Ini bukan teknik sulit. Hanya memerlukan konsentrasi dan pembiasaan saja,” paparnya.

Berikut ini langkah eco driving dari Amiaw:

- Pemanasan sebelum berangkat 

Untuk mobil yang sudah modern, yakni produksi tahun 2000 ke atas, pemanasan tak perlu dilakukan, karena mobil modern sudah punya emission control tinggi. Sedangkan untuk mobil keluaran tahun 2000 ke bawah, pemanasan masih dibutuhkan, setidaknya 30 detik sebelum mobil dijalankan.

- Kecepatan konstan
Secara teori, saat melaju di dalam kota, kemudikan mobil dengan kecepatan 40-50 km/jam. Sedangkan saat berada di jalan bebas hambatan semisal jalan tol, Anda bisa menyetir dengan kecepatan 80 km/jam. Tetapi, pada kenyataannya, teori itu tidak bisa selalu dipraktikkan, karena beberapa hal. Bisa menjadi lebih lambat karena macet atau justru lebih cepat.  Agar kecepatan tetap konstan, ikutilah rambu-rambu speed limit di  tiap jalan yang Anda lewati. Dengan cara ini, Anda pun bisa menyetir dengan nyaman.

- Pengaturan perlambatan kecepatan

Kuncinya, pengendara harus fokus menjaga jarak pandang agar dapat memperhitungkan kondisi jalanan, termasuk pada saat mobil di depannya     akan berhenti. Jika jarak pandang terjaga dengan baik,  Anda pun bisa memperlambat dan menghentikan kendaraan dengan halus, tanpa harus mengerem secara mendadak.

- Cermat memindah transmisi

Secara teori, kendaraan berbahan bakar bensin atau gas memang perlu melakukan perpindahan transmisi sebelum 2.500 Rpm. Sementara, kendaraan berbahan bakar diesel perlu melakukan pemindahan transmisi sebelum putaran 2.000 Rpm. Praktiknya, sesuaikan saja dengan kondisi beban yang ada di mobil dan situasi jalanan, apakah itu menanjak atau tidak. Dan yang terpenting, Anda perlu relaks saat menyetir mobil, agar spontanitas dan insting saat menyetir bisa bekerja lebih baik.

- Anti ngerem mendadak

Pengereman yang tak diperlukan, termasuk yang dilakukan secara mendadak, akan memboroskan energi. Untuk itu, hindari akselerasi ekstrem, kecuali dalam keadaan terpaksa. Caranya, dengan selalu mengantisipasi kondisi lalu lintas dan jalanan. Cara ini terbukti dapat menghemat bahan bakar 5% hingga 10%.

- Bijaksana mematikan mesin
Menurut teori, idealnya jika berhenti selama 60 detik atau lebih, mesin mobil sebaiknya dimatikan. Tapi sayangnya, pengendara mobil Indonesia lebih memilih mesin menyala karena malas mematikan AC sebab tak ingin jadi kepanasan. Proses mematikan mesin mobil pun dianggap lebih ribet. Apalagi, bila tiba-tiba mesin mobil tidak bisa dinyalakan kembali. Kondisi ini justru bikin boros BBM.

- Aman, walau banyak belokan
Seharusnya, saat mendekati belokan, kurangi kecepatan mobil 20% hingga 30% dari kecepatan standar, dan tanpa pengereman, agar tidak menurunkan transmisi. Sebab, bila sering melakukan akselerasi dan pengereman mendadak saat putaran mesin tinggi, rem jadi cepat rusak. Namun, yang patut diperhatikan dalam praktiknya, jangan menyetir terlalu kencang saat Anda merasa tidak familiar dengan jalanan tertentu.

- Rapikan barang Anda

Muatan atau beban merupakan faktor yang memengaruhi pemakaian bahan bakar. Penambahan beban 100 kg pada kendaraan berukuran sedang (1.500 kg) akan meningkatkan konsumsi bahan bakar  sekitar 6%-7%. Nah, menumpuk banyak barang di jok belakang, memang merupakan kebiasaan wanita. Sebenarnya, tak masalah menyimpan banyak barang, asalkan Anda mengemasnya dengan baik dan rapi. Dengan cara itu, risiko terjatuhnya barang-barang dapat diminimalkan. Sehingga, konsentrasi menyetir pun dapat terjaga.

- Antisipasi arus lalu lintas
Wajib hukumnya memperhatikan situasi lalu lintas di depan kendaraan, arah berlawanan, dan di persimpangan. Fokuslah dengan arah pandangan ke depan sejauh mungkin, perhatikan jarak dengan kendaraan di depan Anda, cermati kondisi jalan serta antisipasi kecerobohan pengendara lain. Yang tak kalah penting, praktikkan route planner, yakni memahami benar kapan jalanan padat dan lengang. Gunakan layanan GPS atau aktif menyimak panduan situasi lalu lintas yang ada di radio.

- Servis berkala

Ini faktor penting menghemat bahan bakar: bersihkan saringan udara, serta lakukan servis rutin lainnya dengan benar. Cara mudahnya, ikuti buku panduan servis. Atau, lakukan servis  tiap 5.000 km sekali dan ketika Anda akan bepergian ke luar kota. Servis dapat dilakukan di  bengkel yang Anda percaya. (RIZKA AZIZAH)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?