Trending Topic
Menuju Sekolah Impian

6 Apr 2012

Jika ingin mimpi Anda juga menjadi nyata, simak 17 kiat mendapatkan beasiswa S-2 ke luar negeri berikut ini. 
 
Ke Mana harus Mencari? 

1.Setiap tahun, banyak lembaga yang rutin memberikan beasiswa S-2 di luar negeri, antara lain British Council (Chevening), Aminef (Fullbright), ADB (Australian Development Bank), DAAD (Dinas Pertukaran Akademis Jerman), Ford Foundation, dan lainnya. Beasiswa dari dalam negeri, misalnya, Dirjen Dikti dan Dirjen Kominfo.   
 2. Tak sedikit kampus di luar negeri yang membuka peluang beasiswa bagi mahasiswa asal Indonesia. Tapi, Anda harus mencermati, apa saja yang ditanggung oleh kampus penyedia beasiswa. Ada yang hanya menanggung biaya kuliah, tapi akomodasi dan biaya hidup ditanggung sendiri.  Ada pula yang memberikan full beasiswa, yaitu sekolah dan biaya hidup, misalnya NUS (National University of Singapore), dan Lausanne Universite (Swiss). 
3. Pilih jenis beasiswa yang baru atau belum terlalu dikenal orang. Misalnya, beasiswa di New Zealand, dari Departemen Perdagangan dan Industri New Zealand. Atau beasiswa dari perusahaan, seperti Total E&P. Jalur lain adalah beasiswa berbasis riset, seperti yang dapat ditemukan di beberapa kampus di Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Bedanya, kuliah yang diambil harus disesuaikan dengan rencana riset. Kampus juga biasanya akan membayar kita untuk melakukan riset. 
4. Kedubes asing biasanya juga memberikan informasi mengenai penyedia beasiswa dari negaranya. Beberapa kedubes bahkan menyalurkan beasiswa dari pemerintah negara setempat. Misalnya, Swedia (Swedish Institute), Norwegia (Norad dan Quota), Swiss, dan sebagainya. 
5. Carilah informasi di laman, milis, atau akun twitter tentang beasiswa. Antara lain, @beasiswaindo, @study2korea, @studyAussie, @GermanyEdu, @USA_Scholarship, @NetherlandsEdu, dan lainnya. 

Kandidat Seperti Apa yang Dicari? 

6. Biasanya kandidat yang dicari adalah orang yang punya kapabilitas menjadi pemimpin, dan bisa memengaruhi orang-orang di sekitarnya.
7. Punya kemampuan akademis. Salah satu syarat, umumnya IPK minimal 3.00. Hal ini menjadi salah satu indikasi dan jaminan bahwa penerima beasiswa kelak tidak akan gagal di tengah jalan. 
8. Jika IPK kurang dari 3.00, bisakah melamar beasiswa? Coba saja. Jika nilai akademis kurang, kandidat sebaiknya menonjolkan kompentensi yang lain. Misalnya, sisi kepemimpinan, pengalaman berorganisasi, punya pengalaman kerja di bidang yang spesifik, punya pencapaian karier di bidang tertentu, sudah menjadi public figure, rajin menulis di media massa, atau pernah bekerja di tempat terpencil.   
9. Untuk kandidat program S-3, biasanya akan ditanyakan, riset apa yang sudah pernah dibuat? Pernah menulis di jurnal apa? Atau membuat makalah di seminar apa?  
10. Beberapa penyedia beasiswa menuliskan, kandidat diutamakan berasal dari Indonesia Timur. Menurut Rowena Rompas, Scholarship Officer Chevening British Council, hal ini bertujuan agar terjadi pemerataan penerima beasiswa. “Dari 1.500-an pelamar, sebagian besar berasal dari Jawa. Kami ingin mencoba menjaring kandidat dari Indonesia Timur. Namun, pada prinsipnya, siapa saja boleh apply.” 

Dokumen Impresif

11. Sebagian besar universitas di luar negeri memungkinkan kita mendaftar secara online. Semua dokumen dipindai dan dipunggah lewat laman tersebut. Tapi, khusus ijazah dan transkrip, tetap harus mengirimkan hardcopy yang dilegalisasi, dan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris. 
12. Buatlah CV yang bagus dan impresif disertai motivation letter.  Surat ini berisi tentang apa yang akan Anda lakukan, minat Anda, dan mengapa Anda tertarik mengambil program beasiswa itu. Saran dari Rowena, motivation letter harus menunjukkan visi pelamar beasiswa. “Yang akan dipilih adalah orang yang tahu apa yang dia mau. Dan tentunya, setelah kembali ke Indonesia bisa menjadi orang yang berguna bagi negara. Sekecil apa pun kontribusinya, mereka diharapkan menjadi future leaders.” 
13. Lampirkan surat rekomendasi, biasanya minimal dua buah. Satu dari dosen pebimbing di kampus dan satu lagi dari orang yang pernah bekerja sama dengan Anda (sebaiknya supervisor atau manajer). Untuk program S-2, memang tidak disyaratkan adanya surat rekomendasi dari profesor dari kampus tujuan, tetapi, jika Anda berhasil menjalin hubungan dan mendapatkan rekomendasi yang kuat dari profesor di kampus tujuan, maka itu bisa menjadi nilai lebih di mata pemberi beasiswa. 

TOEFL Tinggi, Harga Mutlak
14. Siap berbahasa asing. Skor bahasa Inggris yang diakui internasional, misalnya International TOEFL atau IELTS. Untuk beasiswa dalam negeri seperti Kominfo, nilai TOEFL yang perlu disertakan cukup dari jenis Institutional TOEFL, yaitu minimal 570. Untuk beasiswa Chevening, disyaratkan skor IELTS minimal 6,5.
15. Selain itu, ada pula tes TPA (Tes Potensi Akademik). Ini adalah semacam tes Graduate Record Examination (GRE) versi Indonesia yang diselenggarakan oleh Bappenas.

Ficky Yusrini


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?