Trending Topic
Meniti Jalan Sunyi

17 Dec 2013


Karakter sejati orang Indonesia adalah mengembalikan segala peristiwa yang dialaminya pada kehendak Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi pada kita, ada tujuannya. Kenapa kita diberikan masalah? Karena Tuhan menginginkan kita punya kesadaran, supaya kita bisa mengerti. 

Ada empat hal yang menjadi ketentuan Tuhan: lahir, mati, jodoh, dan rezeki. Sesungguhnya lewat kejadian yang sering kita sebut titik balik, manusia akan kembali lagi diingatkan pada prinsip-prinsipnya, tentang keempat hal tersebut. Titik balik berarti kembali ke nol lagi, hati kita kembali menjadi bayi. Ibaratnya komputer, di-reset ulang. 

Tiap perilaku kita, baik atau buruk, akan kembali pada diri kita dan menjadi magnet yang bisa menarik faktor luar. Semua yang terjadi sering kali adalah hasil dari perilaku, pendapat atau pikiran kita sendiri. Apa yang kita takutkan, itulah yang akan terjadi. Manusia sekarang gampang sekali memenuhi pikirannya dengan ketakutan-ketakutan yang tidak penting, yang celakanya terus-menerus dimunculkan lewat pemberitaan sehari-hari. 

Karena itu, kita harus menjaga supaya pikiran tetap positif. Segala hal buruk yang terjadi di sekitar kita, cukup diketahui dan disadari saja. Jangan sampai memengaruhi pikiran kita. Pikiran tidak boleh negatif. Berapa banyak orang yang tidak mau mengalami hal buruk, tetapi akhirnya mengalami itu.

Titik balik berarti tiap orang kembali lagi ke tatanannya. Orang yang kehidupannya tertata, itulah yang disebut sebagai manusia yang sadar, manusia yang seutuhnya. Orang yang meletakkan hidupnya pada tatanan, sikap dirinya akan mencerminkan itu.

Kalau mau ditelisik, orang yang kerap mendapat masalah biasanya rumahnya berantakan. Sebelum ingin menata hidup kita, cobalah tata dulu sepatu, kaus kaki, sikat gigi, sapu, dan kamar tidur kita. Jangan sampai seperti kapal pecah. Kalau rumah kita bersih, pasti hati menjadi enak. Sempatkan waktu untuk membereskan rumah, setelah rumah tertata, hidup tertata,  pasti akan muncul rezeki. Percayalah, ada yang ‘menata’ di balik layar kehidupan ini.

Tiap orang punya reaksi berbeda-beda atas masalah yang dihadapinya. Tidak ada benar salah pada pilihannya. Kondisi masing-masing orang berbeda, meskipun kasusnya sama. Kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang kita tahu. Tergantung pada apa yang bisa kita lihat di depan. Supaya tidak salah melangkah, kita perlu bertanya ke dalam diri, mencari makna.

Titik balik adalah suatu sikap, ‘Aku harus berubah, menjadi orang yang lebih baik’. Di situlah titik balik itu berfungsi, kesadaran yang membuat ia tumbuh. Mungkin ia kehilangan uang, harga diri, cinta, tapi ia menjadi manusia yang matang, tenang, dekat dengan Tuhan. 

Setelah bertumbuh, ia akan menemukan makna. Kenapa suaminya pergi, kenapa rumahnya kemasukan perampok, kenapa bisa sampai bangkrut, dan sebagainya. Orang yang matang akan ‘naik’ lagi sehingga tujuan hidupnya adalah untuk mengabdi, tanpa pamrih, baik itu untuk keluarga, lingkungan terdekat, masyarakat, ataupun alam. Karena dia merasa sudah mendapatkan banyak dari Tuhan dan ia berkeinginan untuk mengembalikan apa yang sudah diperolehnya itu.

Untuk menemukan kesadaran itu, butuh kecerdasan. Tidak semua orang bisa memahami dan mau memilih jalan ini. Tak sedikit orang yang ditempa masalah besar, tetapi hidupnya tak kunjung menemukan titik balik. Sebab, ia masih menggunakan ‘kalkulator’ dan rasio saja. Makanya, jalan kesadaran ini sering disebut juga dengan the road less traveled. Wisdom adalah kecerdasan yang tertinggi, yang memperhitungkan seluruh aspek: akal, pancaindra, dan hati.

Erbe Sentanu, Pendiri Kata Hati Institut


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?