Career
Membangun Personal Branding

6 Jul 2015


Ibarat CV, hal-hal yang Anda lakukan akan menjadi track record yang menentukan bagaimana positioning Anda di mata stake holders. Di sinilah reputasi Anda dibentuk dan dipertaruhkan. Dan, untuk dapat membangun reputasi seperti yang Anda inginkan, diperlukan personal branding yang matang. “Pada dasarnya, personal branding bertujuan untuk mengelola diri dalam kehidupan pribadi dan karier. Ketika seseorang menjadi dewasa  secara psikologis, ia dan kariernya menjadi satu. Inilah yang dikelola menjadi brand,” jelas Roslina Verauli, psikolog.
   
Namun, kadang kala  kekuatan personal brand atau i-brand kita diuji oleh berbagai isu. “Isu atau gosip bisa muncul karena aksi-aksi yang kita lakukan dinilai tepat atau tidak tepat secara sosial. Jadi, ketika  kita jadi bahan gosip dan diisukan negatif, ada banyak makna di balik itu. Pertama, bisa jadi kita digosipkan karena hal-hal yang kita lakukan dan  tampilkan ke  hadapan publik adalah tepat secara sosial. Atau justru sebaliknya,” tutur Vera.
   
Permasalahannya, menurut Vera, 2/3 dari obrolan sehari-hari kita adalah gosip. Jadi, tidak hanya selebritas yang mungkin menjadi sasaran empuk gosip dan dirugikan akibat isu-isu negatif  mengenai dirinya, tapi juga tiap orang yang bukan public figure. “Orang-orang yang membuat gosip pada umumnya adalah orang-orang yang  memiliki penghayatan rendah tentang dirinya dan tidak menyukai orang yang ia gosipkan. Orang-orang bergosip  biasanya untuk  mendapatkan social power karena mereka memiliki status sosial yang lebih rendah. Jadi, ia bisa jadi lebih populer karena tahu gosip semua orang sehingga dapat lebih dominan di lingkaran sosial tertentu,” paparnya.
   
Isu negatif juga sering menimpa orang-orang di lingkungan kantor. Menurut Tuti Indra Fauziansyah, konsultan karier dari Iradat Konsultan, terkadang isu negatif yang menimpa seseorang di kantor bisa  juga disebabkan oleh ketidakadilan manajemen dalam memberi kesempatan mengaktualisasikan diri kepada karyawannya. Ketidakadilan semacam itu bisa menimbulkan kecemburuan di  antara rekan kerja.
   
Kecemburuan juga bisa muncul karena seseorang melihat orang lain mampu melakukan hal yang  ia tidak mampu. Akhirnya, kecemburuan itu bisa berujung pada diembuskannya isu negatif mengenai salah seorang  karyawan yang berprestasi. Dalam karier, uang memang bukan segala-galanya. Otonomi dan kesempatan untuk berkembang serta bertanggung jawab merupakan faktor-faktor penting yang membuat karyawan termotivasi. Jika ada satu saja faktor yang timpang, karyawan dapat kehilangan motivasi. (f)

 



Topic

#personalbranding, #mediasosial

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?