Trending Topic
Manal al-Sharif: Berjuang untuk Hidup

19 Mar 2014


Sikap kritis Manal al-Sharif yang berbeda dari wanita Arab pada umumnya rupanya tumbuh saat ia ditugaskan untuk bekerja di Boston, Amerika, sebagai perwakilan kantornya, Saudi Aramco (perusahaan minyak nasional Arab Saudi), pada tahun 2009 lampau. Di sanalah ia merasakan bagaimana seorang wanita aktif bisa menjalankan kehidupan  normal sama seperti pria, bebas melakukan apa pun kegiatan yang mereka kehendaki. “Saya bisa mencari apartemen dan menandatangani kontrak sewanya sendiri, atau ke bank dan membuka rekening sendiri," kenang ibu satu anak ini.

Gerakan yang dilakukan Manal mendapat respons positif dari dunia internasional. "Pemerintah Arab Saudi terlalu menghalangi kebebasan dan membatasi kemampuan wanita dalam beraktivitas sehari-hari," kata Philip Luther, Wakil Direktur Amnesti Internasional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, menyetujui tindakan sarjana komputer dari King Abdulaziz University ini.
   
Saat berpidato dalam forum tentang kebebasan yang berlangsung 7-9 Mei 2012 di Freedom Forum Oslo, Norwegia, Manal yang fasih berbahasa Inggris menerima ancaman dari perusahaan tempat ia bekerja. Ia diancam akan diberhentikan secara tidak hormat karena perusahaan tak ingin dikaitkan oleh aksi penentangan itu. Namun, ia tetap menghadiri konferensi itu. Akibat kenekatannya, di bulan dan tahun yang sama, ia pun dipecat.  
   
Di akun Twitter-nya, Manal mengatakan: “Saya bukan aktivis yang berjuang untuk hak-hak wanita mengemudi, tapi saya hanya orang sederhana dengan menjalani kehidupan yang bermartabat dan merawat anak saya. Saya tidak tertarik dalam menyebabkan kontroversi.” 

Setelah diberhentikan dari pekerjaannya, ia pindah dan menetap di Dubai, tinggal bersama suaminya, Rafael, warga negara Brasil, dan anak semata wayangnya. Pasangan yang bertemu tahun 2010 saat keduanya masih bekerja untuk Aramco ini kemudian mendirikan dan menjalankan sebuah bisnis information-security. Pada 23 Januari 2012, sempat berembus berita bahwa Manal terlibat kecelakaan di Kota Jeddah yang menyebabkannya meninggal dunia. Namun, kabar tersebut nyatanya hanya isapan jempol. 

Hingga kini, berbagai aksi protes pelarangan mengemudi tetap dijalankan para wanita di Saudi. "Bagi saya, perjuangan tersebut bukan hanya sekadar masalah mengendarai mobil. Ini adalah tentang kebebasan yang tidak hanya untuk impian, tetapi juga untuk hidup," kata Manal, yang lahir di kota suci Mekkah pada 25 April 1979.

Manal mengibaratkan aksinya seperti air hujan, dimulai dengan setetes, lama-kelamaan menjadi lautan yang dapat menghancurkan. "Ketika tindakan individu digabungkan secara bersama-sama, akan menciptakan kekuatan besar, tak terbendung dan kekuasaan pun bisa dipecahkan!" seru Manal. Manal berharap wanita Arab Saudi mendapat hak kewarganegaraan penuh, kesetaraan dalam pendidikan dan kesempatan kerja. 

Setelah merasa berhasil dengan aksi provokasinya menentang larangan mengemudi bagi wanita, wanita aktivis Arab Saudi ini memperhatikan isu wanita lainnya. Manal berjuang membebaskan tahanan tenaga kerja wanita (TKW) dari beberapa negara –termasuk dari Indonesia- di Damman yang terpaksa mendekam lebih lama di penjara karena tak mampu membayar  utang-utangnya dan tak memiliki biaya untuk pulang ke negaranya. Ia pun menggalang pengumpulan dana lewat Twitter dalam upayanya melunasi  utang-utang para TKW tersebut.

Atas jasa dan keberaniannya membela hak wanita, ia dianugerahi berbagai penghargaan, di antaranya: Top 100 Pemikir Global 2011 oleh majalah Foreign Policy, Wanita Pengguncang Dunia oleh majalah Forbes pada tahun 2011, 100 Orang Paling Berpengaruh oleh majalah Time pada tahun 2012, dinobatkan sebagai Wanita Pemberani oleh The Daily Beast, dan salah seorang dari tiga penerima hadiah   Vaclav Havel dalam Freedom Forum, di Oslo, Norwegia, tahun 2012.

Manal al-Sharif dipenjara karena video mengendarai mobil sendiri. Selengkapnya >>>


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?