Trending Topic
Mana Yang Paling Sesuai?

10 Jun 2014


Memiliki anak memang andil dua pihak, namun urusan kontrasepsi sepertinya lebih dimonopoli wanita. Apalagi, jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia juga lebih banyak diperuntukkan bagi wanita ketimbang pria. Karena itu, sudah selayaknya kita memberikan perhatian yang lebih pada kontrasepsi. Apa saja yang harus diwaspadai?

Mana yang Paling Sesuai?
Soal tenaga medis, memang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dokter jumlahnya tidak banyak bila dibanding bidan. Tetapi, dalam kondisi yang lebih kompleks, pergi ke dokter menjadi keharusan. Sementara, kalau kondisi kesehatannya aman-aman saja dan menggunakan kontrasepsi yang sederhana, bidan bisa membantu menyeleksi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. “Yang penting adalah tidak memutuskan sendiri,” ujar dr Dwiana Ocviyanti Sp.OG,yang biasa dipanggil dr. Ovy.
Untuk KB kalender misalnya, tampaknya sangat sederhana. Siapa pun bisa melakukannya sehingga sepertinya tidak perlu bantuan tenaga medis. Tapi, tidak sesederhana itu. Kalau ternyata haidnya kacau-balau dan tidak teratur, tentu tidak bisa. KB sistem kalender itu hanya bisa dilakukan bila haid berjalan teratur. Bila konsultasi dengan dokter, maka dokter akan membantu untuk menghitung masa subur si ibu.
“Namun, dalam pandangan dokter, KB sistem kalender ini punya kelemahan besar, yaitu masa-masa aman untuk berhubungan seksual, kalau dihitung-hitung hanya beberapa hari saja. Hal ini kan tidak manusiawi untuk pasangan produktif,” kata dr. Ovy, tersenyum. Demikian juga dengan kondom. Biasanya, alat kontrasepsi ini baru efektif untuk pasangan yang open minded.  “Jadi, cara yang sederhana kadang kala bisa menjadi tidak sederhana,” imbuh dr. Ovy.
Karena itu, yang paling dianjurkan adalah kontrasepsi yang efektif dan terpilih. Apa itu? Yang masa kerjanya panjang, tidak membutuhkan ketaatan kuat pada pasien (misalnya, KB sistem kalender), dan efektivitasnya baik. Contohnya, IUD (spiral), suntik, dan pil KB.
Saat memutuskan memakai kontrasepsi, ada dua kondisi yang menjadi pertimbangan: apakah mau menunda, menjarangkan, atau memang tidak mau punya anak lagi? Karena, masing-masing akan menentukan jenis kontrasepsinya.
 “Kalau memang ingin menyetop, pilih kontrasepsi yang paling efektif, yaitu tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria,” kata dr. Ovy. Namun, bila tujuannya masih pengaturan kehamilan, tentu pilihannya berbeda.
Setidaknya, ada tiga fase yang dilihat berdasarkan usia. Usia 20-30 tahun adalah masa untuk merencanakan, dalam hal ini bisa menunda, bisa menjarangkan. Sedikit pasangan yang mengakhiri keinginan punya anak di periode usia ini. Alat-alat yang cocok untuk usia reproduksi, tidak mengganggu hubungan seksual, dan membuat pola hidup lebih baik adalah pil KB, kondom, dan IUD. Khusus untuk IUD (spiral), jenis ini selalu cocok digunakan berbagai usia karena tidak mengandung hormon, hanya berupa alat saja untuk mencegah sperma.
Untuk usia 30-40 tahun, pilihannya adalah suntik dan pil KB (termasuk jenis pil hormon kombinasi). Bila sudah mencapai usia 40 tahun ke atas, memang harus lebih hati-hati memilih, karena kondisi tubuh pasti sudah tidak seprima sebelumnya. Maka itu, harus dilakukan cek darah rutin, mulai dari tekanan darah untuk mengecek potensi hipertensi hingga kadar kolesterol darah.  “Apa pun pilihan kontrasepsi Anda, yang jelas Anda harus rutin melakukan pengecekan oleh tenaga medis,” tegas Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi,yang sering dipanggil Ibu Naf. (Yoseptin Pratiwi)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?