Trending Topic
Lubang Biopori & Memakai Produk Dalam Negeri

3 Jun 2013


Lubang Biopori

Membuat sumur resapan bisa menjadi solusi untuk permasalahan banjir dan menambah pasokan air tanah. Namun, untuk membuat sumur resapan dibutuhkan lahan yang cukup luas dengan diameter 1 m dan kedalaman 2-3 m. Jika tidak punya lahan seluas itu, Anda cukup membuat lubang biopori saja, yaitu metode resapan air yang bisa meningkatkan daya resap air pada tanah.

Pembuatan lubang biopori pun cukup sederhana, yaitu:
1. Pilih daerah di dekat pepohonan atau halaman rumah dengan dataran yang lebih rendah daripada dataran di sekelilingnya, dan minimal berjarak 5 m dari sumur air bersih.
2. Lubangi tanah menggunakan alat bor biopori, dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 100 cm. Buat lubang biopori dengan jarak 50-100 cm antarlubang. Agar lebih mudah, basahi dulu tanah sebelum melubanginya. Alat bor biopori bisa dibeli di www.biopori.com, toko perlengkapan berkebun, dan juga toko bahan bangunan dengan harga sekitar Rp150.000.
3. Semen mulut lubang   setebal 2 cm dan lebar 2-3 cm agar lebih kuat.
4. Anda bisa mengisi lubang dengan sampah organik, seperti dedaunan atau sisa makanan. Sampah organik ini akan mengundang organisme hidup di dalam tanah, seperti cacing, yang kemudian akan mempercepat proses penguraian sampah organik tersebut dan membuat lubang-lubang (biopori). Biopori yang terbentuk itulah yang akan mempercepat daya serap air. Sampah-sampah organik itu juga akan berubah menjadi kompos yang menyuburkan tanah. Tapi ingat, jangan mengisinya terlalu padat agar masih ada celah udara sehingga cacing yang mencerna sampah   tidak kekurangan oksigen.
5.Tutup lubang biopori dengan tutup berlubang, seperti tutup paralon atau roster (angin-angin) agar lebih aman.


Memakai Produk Dalam Negeri

Bukan, ini bukan sekadar aksi nasionalisme. Selain meningkatkan perekonomian bangsa, memilih produk lokal, baik itu sayur-sayuran, buah-buahan, daging, hingga pakaian, akan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari proses transportasi barang-barang tadi. Misalnya, apel yang ditanam oleh petani di Malang tentu membutuhkan bahan bakar yang lebih sedikit untuk dikirim ke Jakarta daripada apel dari New Zealand atau Amerika Serikat. Demikian juga dengan pakaian yang diproduksi di Bandung, misalnya, tentu bahan bakar yang digunakan untuk mengirimkannya ke wilayah lain di Indonesia lebih sedikit ketimbang pakaian yang diproduksi di Cina.(EKA JANUWATI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?