Trending Topic
Layaknya Remaja di Online

3 Jan 2014

Nukman Luthfie mengatakan, di Twitter, unfollow itu hal biasa. Namun, situasi ini berbeda halnya dengan gaya Twitter anak remaja. “Bagi remaja, Twitter itu menjadi ajang chatting dan ngobrol. Jadi, hubungannya seperti ‘teman’ di Facebook. Ketika sudah saling follow harus di-follback. Lalu, ketika di-unfollow situasinya sama seperti di-unfriend, mereka jadi tersinggung karena merasa tidak mau jadi teman lagi,” jelas Nukman.
   
Faktanya, banyak orang dewasa yang juga   berperilaku seperti halnya remaja. Sering kali kita menemukan status yang ‘ke-ABG-ABG-an’. Misalnya, ada orang yang minta izin follow, setengah memaksa di-follback, berkomunikasi dengan bahasa alay atau smiley, sampai yang ngambek gara-gara di-unfollow atau di-unfriend.  Mengapa demikian?

Jawaban dari pertanyaan itu bisa ditemukan di buku Carla Madden berjudul Self Taming Your Inner Online Menace. Sekarang, mungkin usia kita 20, 30, atau lebih, namun usia kita di online sesungguhnya baru dimulai sejak kita pertama kali memiliki e-mail.

Menurut Carla, jika pada akhir tahun ‘90-an itu kita baru ‘lahir’, tak heran  setelah tahun 2008 hingga sekarang ibaratnya usia kita masih   remaja. Wajar jika kepribadian online kita masih memasuki masa pubertas. “Seperti halnya remaja yang emosinya masih meletup-letup, ada kalanya dia happy, patah hati, kesal karena berantem dengan orang tua, stres karena nilai ujian anjlok, dan sebagainya. Begitulah kepribadian online kita, sangat emosional dan penuh eksperimen. Berapa pun usia kita, ini adalah tahapan yang tidak bisa dilewatkan bagi sebagian orang,” tulis Carla.     

Di Indonesia, kedekatan masyarakat yang relasinya guyub juga ‘pindah’ ke media sosial. Hal ini bisa dilihat dari teman Facebook kita. Di antara ribuan teman kita itu pasti ada orang tua, om, tante, sepupu, sampai keponakan, kakek, nenek, atau bahkan kerabat yang baru lahir. Hal ini tentu membutuhkan cara berkomunikasi yang lebih hati-hati. Salah menulis status, bisa diomongin keluarga. Mau meng-unfriend mereka di Facebook, bisa-bisa dibawa ke pembicaraan arisan keluarga besar. Harus diakui, unfriend di Facebook memang tidak bisa dilakukan sembarangan. 

Sekarang, yang lebih baru ada Path, jejaring sosial yang terbatas hanya untuk 150 orang friend. Karena jumlahnya dibatasi,  tentu repot bagaimana menyortir siapa teman yang akan masuk daftar shared. Dari keluarga besar, kolega kantor, teman main, teman masa sekolah, klien, atau  relasi dekat. Setelah diseleksi, eh, postingan-nya tetap saja di-publish ke Twitter atau Facebook. Alhasil, postingan-nya tidak lagi menjadi eksklusif.  Jangan protes kalau nanti di-unshared oleh friend.





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?