Trending Topic
Kontroversi Surrogate Mother

2 Aug 2011

Januari 2011 lalu, Nicole Kidman (44) mengumumkan dia baru saja dikaruniai bayi perempuan. Padahal, sebelumnya Nicole tidak hamil. Apakah bayi adopsi? Ternyata, tidak. Istri penyanyi Keith Urban ini terang-terangan menjelaskan, bayi itu dilahirkan dari rahim wanita yang ia dan Keith sewa, atau biasa disebut surrogate mother.

Surrogate mother atau ibu pengganti adalah wanita yang mengikat janji atau kesepakatan (gestational agreement) dengan pasangan suami-istri. Intinya, ibu pengganti bersedia mengandung benih dari pasangan suami-istri, dengan menerima suatu imbalan tertentu.

Surrogate mother masih kontroversial. Di sejumlah negara, seperti Indonesia, praktik ini dilarang oleh agama. Dulu, hanya ada satu alasan mengapa pasangan menyewa rahim, yaitu calon ibu mengalami masalah kesehatan tertentu sehingga sulit hamil. Tapi sekarang, tak sedikit pasangan yang melakukannya berdasarkan alasan yang jauh lebih sederhana.

Jika ditelusuri, praktik ibu pengganti dan sewa rahim bukanlah hal yang baru. Teknologi yang dipakai untuk praktik surrogate mother diciptakan oleh Robert G. Edwards. Ia adalah pria berkebangsaan Inggris, yang bersama rekannya, Patrick Steptoe, mengembangkan teknologi bayi tabung pada tahun 1969. Dengan secepat kilat, metode ini diterapkan oleh masyarakat Eropa, dan makin populer pada awal tahun ’70-an. Persisnya setelah program acara BBC menayangkan liputan tentang bayi tabung yang dilakukan dua ilmuwan tersebut.

Antara tahun 1976 hingga awal 1988, di Amerika Serikat (AS) dan Eropa begitu banyak pasangan yang menyewa rahim ibu pengganti. Pada kurun waktu tersebut tercatat 600 anak-anak lahir dari hasil penyewaan rahim, walaupun nyatanya di saat itu pemerintah AS belum pernah membuat aturan yang baku.

Ada hubungan yang saling menguntungkan, itulah hal yang menjadi landasan mengapa surrogate mother banyak diminati. Bukan saja hambatan reproduksi calon ibu yang terselesaikan masalahnya, sewa rahim membawa keuntungan finansial bagi wanita-wanita yang memerlukan tambahan uang.

Bayangkan, di Eropa, seorang wanita yang mau menjadi ibu pengganti bisa mendapat bayaran sampai 56.640 euro (sekitar  Rp708 juta). Sementara di Asia, sewa rahim dihargai sampai 12.000 dolar Amerika atau sekitar Rp99 juta.

Sewa rahim di India, malah telah memberikan pemasukan negara setiap tahunnya sebesar 445 dolar Amerika atau sekitar Rp 4 triliun! Menurut sosiolog Australia Catherine Waldby dari University of Sydney, yang dilansir oleh televisi ABC, wanita di India melakukan sewa rahim untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Pemerintah India telah melegalkan sewa rahim dengan membuat semacam perkumpulan untuk sewa rahim. Bahkan pemerintah India juga membuat visa khusus atau visa medis untuk memfasilitasi orang yang datang untuk keperluan sewa rahim.

Berbeda dengan di India, para ibu pengganti di AS melakukannya karena ingin bisa mendapatkan pengalaman mengandung. Mereka yakin, dengan mengandung, mereka bisa belajar mengatasi masalah emosi dan memupuk naluri keibuan, sekaligus dapat membantu para istri yang ingin memiliki anak.

Sama-sama untung, tapi tetaplah kontroversial. Bagaimana menurut Anda? (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?