Trending Topic
Jajanan Berbahaya

18 May 2015

Nanti siang makan di mana? Mi ayam bakso pangsit rebus, gado-gado, nasi Padang, nasi rames… tinggal sebut, dan mas office boy akan membelikannya untuk Anda. Atau, Anda hanya perlu jalan sedikit di luar kantor, sederet warung makan dengan beragam menu, mulai dari bebek goreng sampai kue cubit, tersaji lengkap di sepanjang jalan.   

Ingin praktis? Jajanan pinggir jalan memang solusi jitu untuk mengisi perut. Tetapi, bagaimana masalah keamanan dan kesehatannya?  

Menurut Suratmono, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM, pangan bisa digolongkan menjadi tiga bagian utama, yaitu pangan segar berupa sayuran, daging, ikan, ayam, dan sebagainya, pangan olahan atau kemasan (makanan yang dikemas), dan pangan siap saji, termasuk makanan yang tersaji di rumah makan dan warung. “Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM  selama tahun 2014 terhadap pangan siap saji yang beredar, dalam sampel pangan yang diuji, walaupun sudah terjadi penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masih ditemukan penyalahgunaan bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, serta pewarna non pangan seperti Rhodamin B dan Methanyl yellow,” ungkap Suratmono.

Seperti yang kita ketahui, formalin sedianya berfungsi sebagai pengawet mayat, namun sering disalahgunakan sebagai pengawet dalam pangan, seperti mi basah, tahu, dan ikan asin. Begitu pula dengan boraks, bahan pengawet kayu, malah disalahgunakan dalam berbagai makanan sebagai pengenyal, seperti pada  bakso, siomay, dan otak-otak, serta perenyah pada kerupuk. Sedangkan pewarna non pangan biasanya disalahgunakan pada kerupuk, terasi, kue, dan sebagainya.

Risiko penyakit juga mengintai jika telanjur mengonsumsi pangan yang mengandung bahan berbahaya ini. Efeknya sangat bervariasi, tergantung jenis bahan serta frekuensi paparan bahan tersebut ke dalam tubuh.  

“Bahaya formalin misalnya, jika terhirup akan menyebabkan iritasi saluran pernapasan, dan dalam jangka waktu panjang mengakibatkan kanker hidung. Jika terkena kulit dapat mengakibatkan reaksi alergi dan luka bakar, sementara jika tertelan dalam jangka panjang mengakibatkan kerusakan hati, jantung, otak, ginjal, saraf, dan kanker,” ujar Suratmono.

Sederet bahaya kronis juga mengintai jika boraks dan pewarna non makanan dikonsumsi dalam jangka panjang, seperti kerusakan pada ginjal, gangguan kandung kemih, kanker, bahkan kematian.

Rully Larasati


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?