Trending Topic
Dari Tarot hingga Pasar Modal

21 Jan 2014


Pergeseran tren paranormal tidak hanya sebatas media interaksi mereka dengan klien, tapi juga sampai pada metode yang ditawarkan. Jasanya  makin bervariasi dan berkembang. Jika dulu metode ramalan yang umum diberikan hanya berupa pembacaan kartu tarot, aura, garis tangan, remi, horoskop, atau fengsui, kini berkembang jenis ramalan lewat tulisan tangan, golongan darah, hingga prediksi ekonomi untuk meraba fluktuasi tren pasar modal.

“Saya tidak pernah mengklaim diri saya peramal. Aktivitas saya awalnya dari kegiatan coaching untuk pemberdayaan diri,” jelas Brissa Eden, ahli pembaca tarot. Menurutnya, hasil pembacaan kartu tarot pun dapat dijelaskan secara logis, bukan semata mengandalkan kepekaan spiritual.

Pendapat ini diamini oleh Dea, yang mengaku memperoleh ilmu terawangnya bukan dari hasil bertapa, melainkan dengan bantuan chart horoskop dari program komputer. “Zodiak itu tidak klenik, karena ada chart dan teorinya,” tegas Ardea Rhema Sikhar, pembaca karakter berdasarkan horoskop. “Saya membacakan karakter, jadi seperti ilmu psikologi,” imbuhnya.

Dengan kreativitasnya, Dea menjual hasil pembacaannya dengan sentuhan seni. Ulasan karakter yang disimpan dalam memory card dibungkus menyerupai jimat lengkap dengan kuntum-kuntum bunga kering wangi disertai ilustrasi sesuai hasil pembacaan. Klien cukup mengirim biodata diri, seperti nama, alamat, telepon, tempat, tanggal, serta jam lahir ke e-mail dan melakukan transfer pembayaran sebesar Rp75.000 untuk hasil pembacaan karakter yang dikirim via e-mail atau Rp220.000 untuk paket ‘jimat’. 

Brissa yang menyebut dirinya ‘mind analyst’, tak hanya berpaku sebagai peramal masa depan, tapi kepekaannya dalam menganalisis karakter orang dimanfaatkannya juga dalam proses coaching self-improvement kliennya. “Proses coaching ini bisa makan waktu berbulan-bulan,” jelasnya. Ia membantu klien mengenali diri mereka lebih baik, tahu bagaimana memaksimalkan kekuatan diri dan mengimbangi kelemahan.

Berkat kemampuannya menganalisis dan mengarahkan orang menjadi pribadi yang lebih efektif dalam bekerja, ia pun dipercaya menjadi konsultan lepas HR di sebuah perusahaan trading. Brissa juga memperkaya kemampuan dirinya dengan mempelajari ilmu fengsui dan prediksi pasar modal secara autodidak. 

Begitu juga Yuki Anindya Putri yang punya keahlian membaca aura, yang tak ingin dianggap mistis. “Pembaca aura bukanlah dukun. Aura mencerminkan kepribadian seseorang, potensinya bisa digali bersama. Ke depannya, saya ingin menjadi konsultan untuk perusahaan, karena saya sekarang juga  terkadang diminta sejumlah perusahaan untuk membantu proses rekrutmen,” ujar Yuki.

Meski mereka laris, para pembaca nasib ini mengingatkan untuk tidak menerima mentah-mentah hasil pembacaan mereka. Baik Dea maupun Yuki menegaskan bahwa sebagai manusia biasa, mereka bisa saja tidak sepenuhnya benar. Sementara itu, Brissa menekankan bahwa ia ingin mendorong kliennya untuk dapat lebih objektif dalam menghadapi hidup. “Saya tidak ingin klien menjadi terlalu tergantung kepada saya. Yang saya lakukan adalah mengeksplorasi diri mereka dan kemudian mereka harus bisa memberdayakan diri mereka sendiri,” ujar Brissa. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?