Krisis ekonomi global berdampak pada menurunnya tingkat perekonomian dunia, termasuk Cina. Tapi sepertinya hal ini tidak memberikan pengaruh besar pada penggila fashion di negeri tirai bambu ini, karena daya beli masyarakat terhadap brand ternama seprti Louis Vuitton, Chanel dan Gucci masih tetap tinggi.
Cina bersaing ketat dengan Jepang sebagai pasar terbesar dunia untuk barang-barang mewah, menurut McKinsey & Co, yang memperkirakan penjualan akan meningkat 18% per tahun dengan angka penjualan yang akan mencapai 27 trilliun dollar pada tahun 2015.
"Konsumen China masih dalam masa pertumbuhan," kata Wendy Trevisani, seorang manajer portofolio di Thornburg Investment Management.
Kepemilikan Trevisani yang terbesar yang dikelola dalam Thornburg International Value Fund (TGVAX) antara lain; LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton, yakni perusahaan besar pemegang barang-barang mewah terbesar di dunia dengan 60 jenis merk,termasuk Marc Jacobs, Tag Heuer dan toko retail Sephora.
Kuartal pertama penjualan LVMH melonjak 25% berkat Cina. Meski konsumen Cina adalah pelanggan terbesar Louis Vuitton, namun tingkat penjualan brand lain juga cukup tinggi.
Bahkan, antara tahun 2006 sampai 2011 Compagnie Financiere Richemont, yang dikenal akan perhiasan dan jam tangan Cartier, mendapatkan keuntungan tiga kali lipat dari penjualan produknya di Cina dan Hong Kong.
Merek lain, Prada yang mencakup label Miu Miu dan lainnya, juga membuat taruhan besar di Cina. Penjualan Prada di Asia,naik 42% pada 2011, dan hampir seperempat dari toko baru perusahaan ini tahun dibuka di Cina sejak tahun lalu.
Selain merek fashion dan perhiasan, produsen mobil mewah juga memikat pelanggan di Cina.
Penjualan Tata Motors '(TTM) Land Rover, Ranger Rover dan Jaguar melonjak 60% di China pada 2011, dan bulan lalu, perusahaan menandatangani kesepakatan dengan Chery Automobile China untuk memproduksi dan menjual mobil mewah di China. Lalu, penjualan merek mobil mewah Eropa seperti Mercedes-Benz, Volkswagen Audi, BMW pun juga terus tumbuh.
Dengan semakin berkembangnya perekonomian Cina maka akan semakin besar prospek bagi perusahaan barang-barang mewah untuk terus mengeruk keuntungan triliunan dollar di negeri ini.
Woro Hartari Trianti