Trending Topic
Cerai Kian Marak?

20 Dec 2012


Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) mencatat, selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen. Bahkan, pada 2011 diperkirakan kenaikannya di atas 10 persen dibandingkan angka tahun 2010, yaitu dari 2 juta pasangan menikah, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Fakta tersebut memaparkan bahwa angka perceraian di Indonesia telah mencapai rekor tertinggi se-Asia Pasifik. Sesuai dengan yang diungkap situs BKKBN, yaitu telah mencapai lebih dari 200.000 kasus. 

Menurut sosiolog Ida Ruwaida, maraknya perceraian di masyarakat sebenarnya mulai terjadi sepuluh tahun belakangan. Bahkan, angka perceraian ini  makin menyebar, tidak hanya di daerah yang tingkat pernikahan dininya tinggi, seperti Jawa Barat dan Kalimantan Barat. “Indikasi utamanya, adalah hubungan antarindividu dalam keluarga yang  makin rentan. Banyak hal yang melatarbelakanginya,” katanya.

Salah satunya adalah alasan individu untuk menikah. Dulu, orang menikah karena adanya tuntutan sosial masyarakat. “Sehingga, apa pun yang terjadi dalam rumah tangga harus dipertahankan demi nama baik keluarga dan agama,” katanya. Kini,  hal ini bukan lagi jadi alasan.

Tak hanya itu, perkembangan teknologi ternyata juga berdampak pada pergeseran pandangan tentang pernikahan dan keluarga. Arus informasi memberikan gambaran baru tentang adanya keragaman bentuk dalam keluarga. “Misalnya saja, suami atau istri yang tinggal saling berjauhan karena tuntutan pekerjaan atau harus sekolah lagi. Ada juga pilihan keluarga single parent, hanya ada ayah atau ibu dan anaknya saja,” katanya.

Menurut Ida, keluarga kini dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu bahagia. Maka, ketika bahagia  sudah tak lagi bisa dicapai, masing-masing individu menjadi lebih rasional. “Globalisasi mendorong otonomi pribadi yang akhirnya berkaitan dengan otonomi keputusan. Jadi, individu mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, bukan lagi dipengaruhi oleh keluarga atau lingkungan,” katanya. Fenomena ini berkembang di dalam keluarga muda di mana keputusan menjadi hak milik pasangan, bukan lagi campur tangan orang tua.(f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?